Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama perkuliahan kepada masyarakat. Artikel ini membahas implementasi KKN oleh mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) di Kampung Emas, sebagai upaya bersama untuk mencapai kemajuan desa.
Tujuan KKN ini tidak hanya sebatas pemenuhan tugas akademis, tetapi juga sebagai wujud kontribusi nyata mahasiswa Unair dalam pembangunan masyarakat. Proses pelaksanaan KKN di Kampung Emas melibatkan pendekatan partisipatif, dengan melibatkan masyarakat setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Melalui kerjasama ini, diharapkan solusi yang dihasilkan lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensi masyarakat.
Kuliah Kerja Nyata yang telah dilaksanakan adalah program 'Kampung Emas 2.0' yang menjadi kegiatan mahasiswa belajar di luar kampus untuk pemberdayaan masyarakat ke kelurahan masing-masing dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di tingkat kelurahan. Program 'Kampung Emas 2.0' dilaksanakan oleh pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga dengan kerjasama Dinas Kesehatan Kota Surabaya, semua kelurahan dan puskesmas yang ada di Kab/Kota Surabaya.
Gambar 2. Konsultasi ke Puskesmas untuk Kegiatan Diseminasi Hasil/dokpri
Program 'Kampung Emas 2.0' pelaksanaannya dilakukan selama 16 kali terjun lapangan yang dimulai dari bulan Oktober hingga Desember. Peserta program ini adalah mahasiswa Universitas Airlangga atau dari Universitas lain yang tergabung dalam Konsorsium PT Jawa Timur serta dapat berasal dari berbagai fakultas. Mahasiswa yang ikut terjun sebanyak 459 orang di 153 kelurahan Kota Surabaya.
Gambar 3. Mengurus Surat Perizinan Turun ke Masyarakat/Dokpri
Kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa sudah ditentukan dari pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga dengan kerjasama Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Kegiatan pertama, melakukan analisis situasi di kelurahan masing-masing yang sudah ditentukan sebelumnya untuk mengetahui ibu hamil dan calon pengantin yang memiliki resiko terhadap bertambahnya kejadian stunting di kelurahan tersebut. Kegiatan ini, dibantu dengan pihak puskesmas untuk mendapatkan data-datanya. Selain itu, KSH (Kader Surabaya Hebat) juga turut membantu untuk mendampingi mahasiswa untuk terjun ke masyarakat dalam melakukan wawancara ke ibu hamil dan calon pengantin yang sudah terpilih.
Gambar 4. Wawancara Calon Pengantin/Dokpri
Kegiatan yang kedua, mahasiswa melakukan edukasi gizi ke ibu hamil dan calon pengantin yang sudah terpilih. Edukasi tersebut diantaranya Laduni (Layanan Terpadu Pra-nikah), SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication : Bunda Teredukasi Sehat, Hebat, Peduli Gizi), dan Formulasi Pangan Beriman. Kegiatan ini akan menjadi pilar-pilar yang akan dibahas pada laporan ini. Kegiatan edukasi akan dianalisis untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku dari ibu hamil dan calon pengantin.
Gambar 5. Sosialisasi Edukasi Gizi (Laduni, SBCC-BESTIEZ, dan Formulasi Pangan Beriman)/Dokpri