Lihat ke Halaman Asli

Pintu Terakhir Garuda : Kemenangan Atas Irak Demi Wujudkan Mimpi Piala Dunia dan Ramalan Gus Dur

Diperbarui: 9 Oktober 2025   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Getty Images/Yasser Bakhsh

9 Oktober 2025  JEDDAH - Di tengah panasnya gurun pasir Arab Saudi, Tim Nasional (Timnas) Indonesia tidak hanya melawan 11 pemain Irak di lapangan, tetapi juga melawan bayang-bayang sejarah dan berpacu untuk mewujudkan sebuah ramalan besar. Laga krusial di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi pertaruhan harga diri, asa bangsa, dan pembuktian atas ucapan legendaris Presiden ke-4 RI, K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang kini kembali menggema.

Setelah menelan kekalahan tipis dari Arab Saudi, pintu bagi Skuad Garuda untuk lolos ke putaran final Piala Dunia 2026 kini hanya tersisa satu kemenangan mutlak atas Irak. Skenario yang ada menuntut pasukan Merah Putih untuk tidak hanya menang, tetapi juga berharap pada hasil pertandingan lain. Sebuah jalan terjal yang harus ditempuh, di mana setiap tetes keringat akan menjadi penentu takdir bangsa di panggung sepak bola tertinggi dunia.

Tantangan ini diperberat oleh rekor pertemuan yang tidak berpihak pada Indonesia. Dari belasan kali perjumpaan, kemenangan masih menjadi barang langka bagi Timnas. Namun, satu-satunya kemenangan di ajang resmi puluhan tahun silam kini menjadi pemantik api semangat, bahwa Singa Mesopotamia bukanlah lawan yang mustahil untuk ditaklukkan. Sejarah ada untuk diubah, dan kini adalah waktunya.

Pemain Arab Saudi, Feras Albrikan, mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah, pada Kamis   (AP Photo)

Laga ini juga akan menjadi panggung emosi tersendiri bagi bek Irak, Frans Putros. Pemain yang kini merumput di Liga Indonesia bersama Persib Bandung itu menyebut pertemuan ini sebagai "pertandingan spesial". "Ini akan jadi laga yang spesial dan tidak mudah. Tapi saya akan memberikan segalanya untuk membawa Irak ke Piala Dunia," ujarnya. Pernyataannya menjadi cermin betapa laga ini melampaui sekadar olahraga, ini adalah duel kehormatan yang melibatkan ikatan emosional mendalam.

Di tengah segala kalkulasi matematis dan tantangan historis, secercah harapan spiritual menyelimuti perjuangan Timnas. Publik kembali teringat pada ucapan Gus Dur bertahun-tahun silam. Kendati beberapa "ramalan" yang beredar terbukti tidak akurat, semangat dari pernyataan beliau yang lebih dalam tetap relevan. Saat ditanya kapan Indonesia akan masuk Piala Dunia, Gus Dur dengan bijak menjawab, "Kalau sudah waktunya, nanti Indonesia juga akan sampai ke Piala Dunia. Gitu aja kok repot."

Kini, di tahun 2025, selangkah lagi menuju 2026, banyak yang meyakini bahwa "waktu" yang dinanti itu telah tiba. Perjuangan Timnas hingga mencapai babak keempat kualifikasi adalah sebuah pencapaian bersejarah. Generasi emas ini telah membuktikan bahwa mereka mampu bersaing di level tertinggi Asia.

Pertandingan melawan Irak bukan lagi sekadar laga sepak bola. Ini adalah momentum pembuktian, penebusan catatan sejarah, dan upaya membentangkan jalan bagi terwujudnya mimpi jutaan rakyat Indonesia serta menjawab gema sabda seorang guru bangsa. Mari satukan doa dan dukungan, karena Garuda kini terbang tinggi di ambang sejarah, membawa harapan satu negeri di pundaknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline