Lihat ke Halaman Asli

Ibu

Diperbarui: 24 Desember 2023   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu...
Tak pandai ku merangkai kata
Lidahku kelu
Ntuk tunjukkan dirimu
Perjuangan ntuk hadir diriku
Bosan dengan bermacam ramuan
Muntah tanpa bisa ditahan
Terbayar sudah dengan keluarnya diriku bersama fajar
Fajar harapan anak Sholehah yg pintar,bermanfaat seperti terbitnya mentari
Ibu....
Episode demi episode kehidupan tlah kau lalui
Tumbuhku dalam penderitaan
Terkungkung dalam lingkaran kekurangan
Bukan karena malas tapi karena terkuras keadaan
Sistem ...keluarga
Yang besar membantu orang tua utk pendidikan yg dibawah
Bekerja siang malam
Hasil tiada ditangan
Ibu....
Kau pandangi dua permatamu
Pilu...akankah bisa utk memberi ruang terbaik ilmu
Gejolak jiwa
Berontak...berlari menjauh dari keadaan
Dua kota disinggah
Perjalanan dimulai
Susah payah membangun keadaan
Cita tak pernah lupa
Merantau ntuk menyekolahkan
Pantang ntuk surut kebelakang
Sekali layar terkembang
Fajar menyingsing sirat kan harapan
Berbilang tahun dan bulan
Kelelahanmu terbayar sudah
Sarjana ditangan
Episode merantau usai
Pulang karena dipaksa keadaan
Kembali...
Tugas awal dilaksanakan
Tapi...
Tuhan tidak pernah tidur...
Bakti mu semoga berbuah surga
Moga Allah menjaga keduanya dalam rahmatnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline