Lihat ke Halaman Asli

Cerpen | Sakti

Diperbarui: 29 November 2017   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kata orang-orang, kau telah ada sejak lama.

Sudah tua sekali.

Kau ada saat nama desa kami diputuskan sembarangan oleh sesepuh desa yang kebingungan menyambut kedatangan tiba-tiba para petugas pendata kewarganegaraan.

Waktu pasukan pejuang pulang membawa ratusan kebanggaan sekaligus ribuan torehan luka membekas di sanubari.

Kau adalah saksi hidup peristiwa kalahnya komplotan perampok legendaris oleh jagoan-jagoan desa yang menumpahkan banyak darah kematian.

Sisa-sisa makhluk terselamatkan dari amukan puting beliung yang meluluhlantakkan seluruh penjuru desa beserta penghuninya.

 

Kata ibu, kau membuatnya lelah karena harus berjalan memutar sampai jauh setiap pulang pergi ke pasar.

Kata Bu Guru, kau mempengaruhi murid-murid menjadi nakal dan malas belajar.

Kata Pak Mantri, kau menebar penyakit pada semua orang.

Kata Mbak Sri, kau penyebab kekasih hatinya tak kunjung datang kembali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline