Di negeri yang katanya demokratis ini, rakyat dipaksa menonton sandiwara paling menjijikkan: wakil rakyat menaikkan gaji mereka sendiri, sementara rakyat yang mereka wakili kian tercekik harga kebutuhan pokok.
Kenaikan gaji DPR bukanlah sekadar keputusan teknis, melainkan bukti nyata bahwa kursi parlemen telah berubah menjadi singgasana rakus. Apa pantas gaji mereka dinaikkan saat rakyat masih mengantri beras murah, saat petani merugi, saat anak bangsa kesulitan biaya sekolah?
Alih-alih memperjuangkan nasib rakyat, DPR justru sibuk mempertebal kantong. Mereka bicara tentang "tugas berat" dan "tanggung jawab besar," padahal yang terlihat hanyalah absen rapat, debat tanpa arah, dan undang-undang bermasalah yang lebih sering menyengsarakan rakyat ketimbang menyejahterakan.
Kenaikan gaji ini adalah tamparan keras di wajah keadilan sosial. Rakyat dipaksa membayar lebih untuk kinerja yang minim. Ironisnya, di saat rakyat terus diminta berhemat, wakil rakyat malah bermewah-mewah dengan fasilitas istimewa.
Maka, jangan heran jika kepercayaan pada parlemen terus terkikis. Karena hari ini jelas: DPR bukan lagi wakil rakyat, melainkan wakil kepentingan diri sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI