Lihat ke Halaman Asli

YM. Lapu

Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Puisi ; Hijau Di Antara Asap Dan Baja

Diperbarui: 30 Agustus 2025   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

jaketmu adalah harap, peluhmu adalah doa kecil yang menebang kenyataan. 

Aku menyusur aspal dan waktu, menyajikan pesanan--sepotong nasi, sepotong senyum untuk sendok lapar. 

Tapi malam itu tiba dengan deru baja, sayatan roda menenggelamkan asa, sepotong harapan---dijemput malam oleh mobil tak bernyawa, tak berdosa. 

Affan, namamu kini melekat di bibir jutaan yang tercekam rasa sakit, di jalanan yang bergetar karena tawa rakyat meringis. 

Gas air mata menyayat udara, seperti luka tak mau sembuh ketika darah bercampur debu, dan nurani tertinggal di trotoar. 

Kami masih ingat jaket hijau itu, sebagai simbol yang patah--- bukan semata peluh dan tekad, tapi juga luka dari negara yang tengah lupa dimana letak tulang punggungnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline