KOLABORASI MAHASISWA KKN UNIMED MEWUJUDKAN DESA CERDAS DI DESA LINTONG NIHUTA
Di sebuah desa yang dikelilingi bukit hijau dan udara sejuk khas pegunungan, sekelompok mahasiswa hadir bukan sekadar menimba pengalaman, melainkan juga berbagi pengetahuan. Desa itu bernama Lintong Nihuta, tempat di mana program Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjelma menjadi kisah pengabdian penuh warna. Desa Lintong Nihuta desa yang berada di kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir, dengan dosen pembimbing lapangan {DPL} Bapak Taufik Ramadhan S.H.,M.H kegiatan yang berlangsung dari 7 juli hingga 18 agsutus ini bukan hanya memberikan pengabdian kepada Masyarakat tapi juga memberikan banyak pengalaman hidup yang tidak akan di lupakan oleh 21 insan yang sedang mencari jati diri.
Cahaya Pengetahuan dari SDN 4 Lintong Nihuta
Siang itu, ruang kelas sederhana di SDN 4 Lintong Nihuta mendadak ramai. Deretan bangku kayu dipenuhi anak-anak berseragam putih merah. Mereka menyambut kedatangan mahasiswa yang datang bukan sebagai tamu, melainkan sebagai sahabat belajar.
Di balik papan tulis yang penuh coretan kapur, mahasiswa KKN mulai membuka buku cerita. Anak-anak mendengarkan dengan antusias, sesekali tertawa, sesekali bertepuk tangan. Inilah suasana baru yang mereka rasakan selama program mengajar di SDN 4 Lintong Nihuta, salah satu agenda utama KKN di desa ini.
Program mengajar ini bukan tanpa tantangan. Fasilitas terbatas dan keterbatasan buku menjadi hal yang nyata. Namun, semangat anak-anak menjadikan segala keterbatasan itu terasa ringan. Mahasiswa belajar bahwa pendidikan tidak selalu tentang gedung megah atau teknologi canggih, melainkan tentang interaksi tulus antara guru dan murid. Di SDN 4 Lintong Nihuta, anak-anak kini tahu bahwa belajar bisa menyenangkan, bahwa mimpi mereka tidak berhenti di desa, dan bahwa dunia di luar sana menunggu untuk mereka jelajahi.Seperti papan tulis yang setiap hari dipenuhi huruf dan angka, begitulah harapan dituliskan di hati anak-anak. Mahasiswa mungkin kembali ke kampus, tetapi cahaya pengetahuan yang mereka bawa akan terus menyala di ruang-ruang kelas kecil itu.
Ruang Kelas yang Hidup
Setiap rabu jumat sore, ruang kelas di SDN 4 Lintong Nihuta tidak lagi sunyi. Tawa dan semangat anak-anak terdengar riuh ketika para mahasiswa hadir untuk mengajar. Ada kelas sore yang membantu siswa mengulang pelajaran, ada pula kelas inspirasi yang memperkenalkan cita-cita dan profesi dari guru hingga dokter, dari polisi hingga insinyur. "Saya mau jadi arsitek," ujar seorang murid dengan mata berbinar setelah mendengar cerita dari seorang mahasiswa.
Tidak hanya belajar membaca, menulis, atau berhitung, anak-anak juga diajak membuka jendela dunia lewat kelas inspirasi. Di sini, mahasiswa bercerita tentang profesi yang mungkin terasa jauh: dokter, guru, polisi, jurnalis, hingga insinyur. Dengan metode sederhana gambar, cerita, bahkan permainandanak-anakddiajakduntukvberanidbermimpi.Seorang siswi kelas empat berbisik lirih, "Kak, nanti saya mau jadi guru seperti kalian." Kalimat sederhana itu menjadi bukti bahwa inspirasi bisa tumbuh dari ruang kelas kecil di desa.
Menyemai Kesadaran, Melawan Stunting di Desa Lintong Nihuta
Pagi itu, di salah satu rumah warga yang menjadi tempat posyandu di desa Lintong Nihuta tampak lebih ramai dari biasanya. Ibu-ibu muda datang dengan membawa anak balita, sementara para lansia duduk di barisan belakang. Di hadapan mereka, mahasiswa KKN berdiri dengan penuh semangat, bersiap menyampaikan materi yang sering dianggap sepele, namun sebenarnya sangat penting: stunting.