SENTANI, Kompasiana.com-- Ikatan Pelajar Mahasiswa dan Masyarakat Kimyal (IPM2K) di Jayapura, Keerom, dan Sentani menggelar seminar sehari bertajuk "Sejarah Injil Masuk di Suku Kimyal" pada Jumat (4/7/2025), bertempat di Gereja GIDI Gloria Yatim, Sentani.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Injil Masuk di Suku Kimyal yang digagas oleh panitia bersama IPM2K periode 2024--2026.
Ketua Umum IPM2K, Metanus Soll, dalam sambutannya mengatakan bahwa seminar ini bertujuan memperkuat pemahaman sejarah masuknya Injil ke tanah Kimyal bagi generasi muda. Menurutnya, sejarah adalah fondasi penting yang perlu dipahami secara kolektif oleh pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum.
"Melalui seminar ini kita ingin membangun ruang diskusi terbuka untuk memperkaya pemahaman sejarah Injil masuk, karena inilah warisan rohani yang membentuk identitas orang Kimyal," ujar Metanus.
Selain itu, seminar ini juga menjadi wadah menjawab polemik terkait tanggal resmi HUT Injil masuk. Diketahui terdapat dua versi penetapan tanggal yakni 5 Juli versi Distrik Duram dan 9 Juli 1963 yang biasa diperingati masyarakat Kimyal. Seminar ini mendorong lahirnya satu persepsi untuk direkomendasikan kepada Klasis guna pengesahan resmi.
Ketua Panitia HUT Injil Masuk di Suku Kimyal, Samuel Wahla/Sambom, berharap seminar ini menjadi momentum penyatuan pemahaman agar tidak ada lagi perdebatan serupa di masa depan.
"Kami ingin keluar dari perbedaan ini dengan satu keputusan kolektif yang bijak, agar generasi mendatang tidak lagi dihadapkan pada perbedaan soal sejarah Injil," tegasnya.
Semangat kebersamaan juga menjadi poin utama dalam sambutan dari senior dan intelektual Kimyal, Kapten Buce Sub. Ia menyampaikan apresiasi kepada panitia dan IPM2K yang telah memprakarsai seminar ini.
"Injil adalah anugerah besar bagi orang Kimyal. Maka kita harus syukuri, rawat, dan rayakan. Seminar ini mempertemukan mahasiswa, masyarakat, dan senior agar nilai-nilai kebersamaan itu tetap terjaga," ungkap Buce.
Ia juga mengimbau kepada para wakil rakyat baik dari tingkat provinsi (DPRP) maupun kabupaten (DPRD) untuk ikut mendukung kegiatan HUT Injil Masuk karena hal ini menyangkut identitas dan spiritualitas masyarakat yang mereka wakili.