Lihat ke Halaman Asli

yayun kumala sari

Mahasiswa Program Studi Biologi Terapan Universitas Lampung

Jejak Botan Forensik : Mengungkap Misteri Pembunuhan Siti di Lampung

Diperbarui: 2 Juni 2025   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di Lampung, terdapat beberapa kasus kejahatan serius, termasuk pembunuhan dan pemerkosaan. Penemuan mayat tanpa kepala menunjukkan tantangan dalam identifikasi forensik, di mana metode tradisional seperti sidik jari tidak dapat diterapkan. Ahli forensik berperan penting dalam mengungkap misteri di balik kasus-kasus ini. Di Kabupaten Lampung Selatan, masyarakat dikejutkan oleh kasus pembunuhan keji yang menimpa seorang perempuan bernama Siti (31). Korban ditemukan di kebun karet pada malam 24 Mei 2025, dalam kondisi mengenaskan dengan tangan dan mulut terikat. Kejadian ini menambah daftar panjang kasus pembunuhan yang belum terpecahkan di wilayah tersebut.

Siti pergi ke kebun pada pukul 09.00 WIB dan tidak kembali hingga sore hari. Keluarga dan tetangga melakukan pencarian dan menemukan korban di kebun. Jasad korban menunjukkan tanda-tanda kekerasan, termasuk luka lebam dan pakaian yang terbuka, mengindikasikan pemerkosaan.

Kapolres Lampung Selatan, Ajun Komisaris Besar Yusriandi Yusrin, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa 10 saksi. Hasil laboratorium forensik sedang ditunggu, terutama terkait temuan sperma di tubuh korban, yang diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai pelaku.

Botan forensik, yang mempelajari sisa-sisa tumbuhan di lokasi kejadian, dapat memberikan informasi penting dalam penyelidikan. Misalnya, jenis tanaman yang ditemukan di sekitar lokasi dapat membantu menentukan waktu dan tempat kejadian. Dalam kasus Siti, analisis terhadap sisa-sisa tanaman di kebun tempat penemuan mayatnya bisa memberikan petunjuk tambahan tentang aktivitas pelaku sebelum dan sesudah kejadian.

Setelah penemuan mayat Siti di kebun karet, pihak kepolisian Lampung Selatan segera mengerahkan tim forensik untuk melakukan penyelidikan mendalam. Salah satu pendekatan yang diambil adalah penggunaan botan forensik, yang dapat memberikan wawasan berharga dalam mengungkap misteri di balik kasus ini.

Tim forensik mulai dengan mengumpulkan sampel tanaman dari lokasi kejadian. Mereka mencatat jenis-jenis tanaman yang tumbuh di sekitar tempat penemuan mayat, termasuk spesies pohon, semak, dan rumput. Pengumpulan ini dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa tidak ada informasi yang terlewatkan.

Setelah sampel dikumpulkan, ahli botan forensik melakukan analisis untuk mengidentifikasi spesies tanaman yang ada. Mereka menggunakan metode seperti mikroskopi dan analisis DNA untuk menentukan jenis tanaman yang mungkin memiliki hubungan dengan waktu dan tempat kejadian. Misalnya, jika ditemukan tanaman berbunga tertentu yang hanya mekar pada bulan tertentu, ini dapat membantu memperkirakan waktu kematian korban.

Dengan informasi yang diperoleh dari analisis tanaman, tim forensik dapat menyusun gambaran yang lebih jelas tentang kejadian tersebut. Jika jenis tanaman yang ditemukan di lokasi kejadian juga ditemukan di area lain, ini dapat memberikan petunjuk tentang kemungkinan rute yang diambil pelaku. Selain itu, jika ada tanaman yang hanya tumbuh di lokasi tertentu, ini dapat membantu mempersempit pencarian pelaku.

Hasil analisis botan forensik juga dapat digunakan untuk mengaitkan saksi-saksi yang berada di sekitar lokasi kejadian. Misalnya, jika seorang saksi mengaku melihat seseorang di kebun pada waktu yang sama dengan penemuan mayat, tim forensik dapat memeriksa apakah orang tersebut memiliki hubungan dengan jenis tanaman yang ada di lokasi.

Setelah semua analisis selesai, tim forensik menyusun laporan yang merangkum temuan mereka. Laporan ini mencakup informasi tentang jenis tanaman, analisis waktu, dan potensi hubungan dengan pelaku. Pihak kepolisian kemudian menggunakan informasi ini untuk melanjutkan penyelidikan, melakukan interogasi terhadap tersangka, dan mencari bukti tambahan yang dapat menguatkan kasus.

Ketua Pengurus Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Lampung, Wirdayati, menegaskan pentingnya keadilan bagi korban dan mendesak pihak kepolisian untuk segera mengungkap kasus ini. Aksi doa bersama oleh ratusan perempuan Fatayat NU di Polda Lampung menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap kasus ini dan harapan untuk penegakan hukum yang lebih baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline