Lihat ke Halaman Asli

Yayat S. Soelaeman

Berbagi Inspirasi

Perang Pakem 3-4-3 Dua Pelatih "Negeri Ginseng" dalam Duel Korsel-Indonesia

Diperbarui: 25 April 2024   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemain Indonesia U-23 mengerubungi bek Komang Teguh (nomor 4) yang usai mencetak gol tunggal kemenangan atas Australia pada laga Grup A Piala Asia U-23 2024, Kamis (18/4/2024), di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar. (AFC via Kompas.id)

Jakarta -- Duel Korea Selatan-Indonesia pada Babak 8 Besar Kejuaraan Sepak Bola Piala Asia U23 di Abdullah bin Nasser bin Khalifa Stadium, Doha, Qatar, Jumat dinihari wib (26/4/2024) dinantikan banyak orang, bukan hanya jutaan pencinta sepak bola yang ada di Indonesia dan Korea, tetapi juga para pelatih dan pengamat sepak bola di kedua negara.

Ada dua hal yang mendasari begitu kuatnya daya tarik pertemuan Korsel-Indonesia di ajang sepak bola kelompok umur Piala Asia itu. 

Pertama, sosok pelatih timnas. Indonesia Shin Tae-yong (STY) asal Korsel, dan kedua, prestasi timnas Indonesia sedang menanjak, dan kini harus bertemu tim tangguh Korsel di babak perempat-final.

Tidak tanggung-tanggung. Timnas Indonesia yang baru pertama kali ikut serta di ajang Piala Asia U23, berhasil mengalahkan Australia 1-0 dan Yordania 4-1 di penyisihan Grup A. Indonesia, peringkat 134 FIFA, adalah peserta pot 4 (terendah), namun secara mengejutkan menyingkirkan Australia (24/FIFA) dan Yordania (71/FIFA).

Shin Tae-yong (STY) yang menjadi pelatih kepala timnas Indonesia sejak Desember 2019 kini makin mendapatkan dukungan luas. Meski belum memberi gelar juara, namun sistem kepelatihannya yang disiplin dan melakukan revolusi mental terhadap para pemain, dianggap telah memberikan harapan baru bagi kemajuan sepak bola nasional.

Garuda Muda: Witan, Marselino dan Hubner (Foto: AFP)

Ciri lain dari kepelatihan STY adalah potong generasi, yaitu memilih para pemain muda yang disiplin dan bersedia berkorban untuk tim. Satu lagi fenomena yang terjadi dalam masa kepelatihannya adalah adanya 'proyek naturalisasi', dan saat ini Indonesia memiliki lebih dari 11 pemain naturalisasi.

Salah satu indikator meningkatnya prestasi sepak bola nasional adalah meningkatnya peringkat FIFA Indonesia dalam dua bulan terakhir, naik delapan tingkat, dari peringkat 142 ke urutan 134 di bulan April 2024.

Jelas, daya tarik babak perempat-final antara Korsel dan Indonesia adalah adanya sosok STY, pelatih Indonesia asal 'Negeri Ginseng', yang justru akan melawan tim nasional negaranya. Apalagi, duel ini tidak main-main, pemenangnya akan lolos ke semi-final dan tinggal selangkah lagi meraih tiket ke ajang Olimpiade 2024 Paris.

Jutaan pencinta berat sepak bola nasional juga menantikan pertandingan ini. Meskipun banyak yang mendukung STY untuk terus menukangi timnas, namun tidak sedikit yang mengeritik dan menyatakan STY belum memberikan apa-apa dalam masa empat tahun kepelatihannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline