Pendahuluan
UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pada dasarnya, UMKM adalah arti usaha atau bisnis yang dilakukan oleh individu, kelompok, badan usaha kecil, maupun rumah tangga. Indonesia sebagai negara berkembang menjadikan UMKM sebagai pondasi utama sektor perekonomian masyarakat, hal ini dilakukan untuk mendorong kemampuan kemandirian dalam berkembang pada masyarakat khsusunya dalam sektor ekonomi.
Makanan berbahan dasar ikan belida atau gabus yang diolah menjadi berbagai varian seperti lenjer, kapal selam, dan adaan ini telah menjadi ikon nasional. Di balik kelezatannya yang disiram kuah cuko asam manis pedas, ada peran besar dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung industri pempek. Artikel ini akan mengupas bagaimana UMKM pempek berkembang, tantangan yang dihadapi, serta peluang di era digital.
Profil Pelaku Usaha
Salah satu pelaku usaha pemilik pempek ini merupakan seorang pria yang berusia 49 tahun tinggal di Bogor , beliau merupakan seorang pedagang pempek yang mencari nafkah untuk kebutuhan sehari harinya. Dan beliau sekarang berjualan tetap di SD Negeri Bantarjati 5 pempek buatannya dikenal memiliki cita rasa yang khas dengan ikan segar dan cuko buatannya sendiri.
Awal Mula Usaha
Pedagang pempek ini telah berdiri sejak tahun 2005. Ia meracik sendiri adonan pempek, cuko, dan bahan lainnya menggunakan resep keluarga Palembang. Pada awalnya, ia hanya membawa beberapa bungkus pempek ke sekolah SD Negeri Bantarjati 8. Baik siswa, guru, dan orang tua menyukai pempek buatannya karena rasanya yang unik. Dagangannya semakin dikenal dalam beberapa tahun. Ia dapat menjual puluhan porsi kapal selam, adaan, dan pempek setiap hari. Keuntungannya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan bahkan menabung untuk kebutuhan anak-anaknya. Usahanya termasuk stabil karena bergantung pada pembeli tetap dari sekolah. Ia juga dikenal sebagai orang yang ramah yang selalu senyum dan menyapa pembeli. Ada banyak alumni SD Negeri Bantarjati 8 yang masih mengingat perasaan itu.
Lamanya Usaha Berlangsung
Usaha pempek ini telah berlangsung kurang lebih 20 tahun, Berawal dari hobi memasak dan keinginan membantu ekonomi keluarganya, beliau mulai berjualan pempek dengan resep turun- temurun. Setiap hari beliaupun berjualan didepan SD Negeri Bantarjati 5.
Kendala Yang dihadapi
Sejak tahun 2019 -- 2022 beliau mengalami penururan pendapatan karena Indonesia terkena wabah virus Covid 19, sehingga pedagang pempek ini terkena dampaknya yang tadinya pendapatan stabil kini beliau mengalami penurunan. SDN 8 mengalami penurunan jumlah siswa dan siswi secara drastis setelah pandemi serta penerapan sistem protokol yang ketat dan mengharuskan pembelajaran menjadi daring. Akibatnya, aktivitas sekolah berkurang, dan penjual UMKM jadi kehilangan pelanggan tetapnya.
Upaya dan Strategi Beliau bertahan
Dalam menghadapi kondisi ini, pedagang pempek ini mencoba berbagai cara untuk tetap bertahan. Ia mencoba menitipkan pempeknya di warung sekitar sekolah, namun upaya tersebut tidak sepenuhnya berhasil sehingga pada tahun 2024 -- 2025 ini ia memilih strategi untuk pindah tempat berjualannya di SD Negeri Bantarjati 5 sampai sekarang tapi pendapatan tetap tidak stabil seperti dulu.
Solusi yang diterapkan
Pedagang pempek dapat mulai memanfaatkan platform online seperti Instagram, WhatsApp, dan Facebook sebagai media promosi untuk mengatasi penurunan penjualan. Dengan menampilkan foto yang menarik, memberikan informasi harga, dan menjalin hubungan dengan pelanggan secara online, mereka dapat membuat bisnis pempek lebih dikenal oleh masyarakat. Agar tidak kalah bersaing, pedagang juga harus meningkatkan kualitas dan variasi produk mereka. Inovasi seperti membuat pempek mini, pempek bakar, atau paket hemat untuk anak-anak dapat menarik pelanggan baru. Menjalankan kolaborasi dengan aplikasi pesan-antar online seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood adalah langkah penting lainnya. Platform-platform ini memungkinkan pempek dijual lebih banyak kepada konsumen di luar lingkungan sekolah.
Harapan untuk Kedepanya
Untuk kedepannya, pedagang ini berharap dapat memperluas usahanya meskipun tetap dengan konsep gerobak disatu tempat. Beliau ingin menambah fasilitas meja kursi agar lebih banyak pelanggan yang bisa makan ditempat.
Kesimpulan
Hasil Kisah pedagang pempek yang telah bertahan selama dua dekade ini menunjukkan semangat dan ketekunan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia. Ia tidak menyerah meskipun menghadapi banyak tantangan karena kurangnya siswa di sekolah tempat berjualan. Usaha pempek ini berpotensi kembali bangkit dan bahkan berkembang lebih besar dengan adaptasi yang tepat, terutama melalui pemanfaatan teknologi, inovasi produk, dan kerja sama komunitas. Perjalanan UMKM seperti ini menunjukkan bahwa keberhasilan tidak hanya bergantung pada keuntungan finansial; itu juga memerlukan ketekunan, kemampuan untuk menyesuaikan diri, dan semangat pantang menyerah di tengah perubahan zaman.