Lihat ke Halaman Asli

Aditya Anggara

Belajar lewat menulis...

Menunggu Peruntungan Santiago Solari di Madrid

Diperbarui: 17 November 2018   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Santiago Solari, sumber : Liputan6.com

Pelatih interim yang juga mantan pelatih Castilla (Real Madrid B) Santiago Solari akhirnya resmi ditunjuk menjadi pelatih tetap Real Madrid. Solari ditunjuk menggantikan Julen Lopetegui yang ditendang pasca kekalahan memalukan dari Barcelona dalam laga El Clasico kemarin itu. Dengan demikian Solari menjadi pelatih kedelapan dalam sepuluh tahun terakhir kepemimpinan Florentino Perez di Madrid.

Tak banyak yang tahu kalau Santiago Solari ini baru saja menorehkan rekor baru sebagai pelatih klub Real Madrid dalam masa kerjanya yang baru seumuran bayam itu. Empat kemenangan beruntun disemua ajang dengan memasukkan 15 gol dan hanya kemasukan 2 gol saja (surplus 13 gol) membuat rapor Solari melebihi pelatih-pelatih Madrid sebelumnya.

Namun statistik itu bukan merupakan jaminan bagi Solari, karena sebelumnya Manuel Pellegrini juga menorehkan rekor tujuh kemenangan beruntun dalam petualangan pertamanya melatih Madrid. Akan tetapi karena nihil trofi diakhir musim, Pellegrini kemudian ditendang Florentino Perez .

Solari digaji sebesar 4 juta Euro (Rp 66,8 miliar) per musim untuk 3 musim kedepan. Sebelumnya Zinedine Zidane menerima gaji sebesar 7,5 juta Euro. Bandingkan dengan Mourinho yang digaji MU sebesar 14 juta Euro (Rp 233 miliar) per musim walaupun miskin prestasi...

***

Menjadi pelatih Madrid itu memang gampang-gampang susah. Gampang karena semua pemain Madrid itu adalah pemain berkualitas. Di La Liga pesaing utama Madrid adalah Barcelona dan kuda hitam sekaligus tetangga, Atletico Madrid. Seandainya Barcelona mengalami musim yang buruk seperempat musim saja, dan performa Madrid bisa stabil (termasuk bisa mengalahkan tetangga) maka peluang Madrid untuk menjuarai La Liga akan terbuka lebar.

Bandingkan misalnya kalau Solari melatih di Inggris yang berisi klub top six dimana keenamnya mempunyai peluang yang sama kuat untuk menjadi juara EPL. Artinya persaingan diantara klub-klub top di Inggris itu jauh lebih ketat bila dibandingkan dengan di Spanyol.

Kalau ada gampangnya tentu saja ada susahnya. Florentino Perez bukanlah seorang penyabar nan rendah hati. Perez menginginkan Madrid menjadi tim terbaik di dunia. Kalau bisa, Perez ingin semua trofi yang tersedia di dunia ini menjadi milik Madrid. Gelar juara Champion bersanding juara Liga Spanyol adalah target minimal dari pelatih Madrid. Kurang dari situ maka pelatih akan langsung ditendang!

Sekalipun pemain Madrid itu berkualitas namun mereka ini susah diatur. Kalau di luar lapangan ada Florentino Perez, maka di dalam lapangan juga banyak "Florentino Perez-nya." Teranyar adalah sang superstar, Ronaldo, yang baru saja hijrah ke Juventus. Selama ini peran Ronaldo itu melebihi pelatih. Bahkan pelatih sekelas Zidane saja tidak berkutik menghadapi para pemain bintang Madrid ini.

Mungkin hanya Vicente del Bosque (1999-2003) saja yang sukses menanganinya. del Bosque adalah pelatih Los Galacticos yang berisi pemain bintang seperi Iker Casilas, Roberto Carlos, Luis Figo, Zidane, Steve Mc Manaman dan Raul Gonzales. del Bosque mampu mengatur ego para pemain bintang ini untuk bersinergi menghasilkan prestasi dan ketenaran bagi Madrid!

Kalau para pemain sangat menghormati del Bosque, maka sebaliknya dengan Florentino Perez! del Bosque dipecat bukan karena prestasi jeblok, melainkan karena Perez "bosen melihat tampang tua" del Bosque! Rupanya Perez kepincut dengan asisten Fergusson di MU, Carlos Queiroz. Namun Queiroz hanya mampu bertahan selama semusim. Queiroz kemudian dipecat karena prestasinya jeblok!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline