Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Bandung Sekarang Lebih Panas dari Biasanya ?

Diperbarui: 15 Oktober 2025   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suhu panas di siang hari (sumber : Dokumen pribadi) 

Bandung, Oktober 2025 --- Pagi ini matahari perlahan bergerak di atas kepala, tutupan awan menipis terlihat menutup sebagian langit Kota Bandung. Siang ini  suhu Bandung tembus 33C. Cuaca panas menyengat beberapa hari terakhir sangat  terasa di Kota Bandung dan sejumlah wilayah di Pulau Jawa. Suhu udara siang hari bisa mencapai 30--33 derajat Celcius, disertai udara yang terasa gerah dan menyengat meski malam sudah tiba pun suhu udara masih terasa panas. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan di kalangan warga: mengapa Bandung yang biasanya sejuk kini terasa begitu panas?

BMKG berbicara: Posisi Matahari Jadi Faktor Utama

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa penyebab utama udara panas di Bandung dan wilayah Jawa lainnya adalah posisi semu matahari yang sedang bergerak ke arah selatan ekuator bumi. "Sekitar bulan Oktober, posisi semu matahari memang berada di atas wilayah Indonesia bagian selatan. Radiasi sinar matahari menjadi lebih intens, sehingga suhu udara meningkat, terutama pada siang hari," ujar Dra. Hary Tirto Djatmiko, Kepala Pusat Informasi BMKG, dalam keterangan resminya.

Selain faktor posisi matahari, awan tipis di siang hari juga memperkuat teriknya cuaca. Saat langit cerah, sinar matahari menembus atmosfer tanpa banyak hambatan, membuat permukaan bumi memanas lebih cepat. BMKG juga menjelaskan bahwa wilayah Jawa, termasuk Bandung, sedang berada dalam masa peralihan musim (pancaroba) dari kemarau menuju musim hujan. Pada periode ini, udara siang hari cenderung panas dan kering, tetapi sore atau malam bisa disertai hujan lokal akibat pembentukan awan konvektif.

Berdasarkan catatan stasiun klimatologi BMKG Bandung, suhu maksimum harian dari rentang tanggal 7--14 Oktober 2025 tercatat antara 30 hingga 33C, dengan suhu minimum mencapai 17--20C pada dini hari. Kondisi iklim tersebut masih  normal untuk setiap musimnya, namun terasa lebih panas karena kelembapan udara yang tinggi (60--90%) dan pergerakan angin yang relatif lemah.

Efek Urban Heat Island di Kota Bandung

Selain faktor alam, panas di Bandung juga dipengaruhi oleh fenomena pulau panas perkotaan (urban heat island). Bangunan beton, aspal jalan, dan minimnya pepohonan menyebabkan panas matahari tersimpan di permukaan kota dan dilepaskan perlahan pada malam hari. BMKG menegaskan bahwa kondisi panas di Bandung dan Pulau Jawa bukan termasuk gelombang panas (heatwave) seperti yang terjadi di luar negeri. Kenaikan suhu masih dalam batas wajar dan bersifat musiman, bukan ekstrem.

Untuk mengurangi dampak udara panas, masyarakat disarankan:
- Perbanyak minum air putih agar tidak dehidrasi.
- Gunakan pakaian tipis dan berwarna terang.
- Hindari paparan langsung sinar matahari pukul 10.00--15.00 WIB.
- Gunakan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan.
- Perbanyak tanaman hijau di sekitar rumah untuk membantu penyerapan panas.

Udara panas yang terjadi di Bandung dan wilayah Jawa saat ini merupakan dampak alami pergeseran posisi matahari, minimnya awan, dan masa peralihan musim. Walaupun bukan fenomena ekstrem, masyarakat diimbau tetap menjaga kesehatan dan menyesuaikan aktivitas harian agar tidak terganggu oleh suhu yang tinggi. BMKG memperkirakan kondisi panas ini akan berangsur berubah seiring masuknya musim hujan pada akhir Oktober hingga November.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline