Lihat ke Halaman Asli

Tentang ayah: Selayaknya Matahari Bagian Dari Diriku

Diperbarui: 10 Maret 2022   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi, siang, hingga malam, apa pun di lakukannya, meskipun harus rela untuk berperang dengan pikiran, harus rela dalam menguras banyak tenaga, serta mengeluarkan banyak keringat. Sosok pekerja keras yang begitu mencintai anak-anaknya, menyayangi keluarganya, dan tidak pernah ada yang namanya kata putus asa di dalam hidupnya. Begitu banyak yang direlakannya, begitu banyak yang dikorbankan yang melebihi dari kebahagiaan atas dirinya, karena menurutnya ada yang lebih penting dari kebahagiaan dirinya yaitu kebahagiaan yang lebih teruntuk keluarganya.

Sosok pahlawan yang sederhana tetapi istimewa. Sosok yang tidak pernah mengenal lelah, dan tidak mengenal capek. Sosok yang dimana selalu berusaha meski tertatih dan merintih, sosok yang selalu memberikan yang terbaik meskipun dengan langkah yang sakit. Sosok pahlawan yang dimana hujan, badai maupun terik tetap diterjangnya dan dianggap sebagai kawan untuk mencari nafkah demi keluarganya. Sosok pahlawan yang hebat tersebut, siapa lagi kalau bukan ayah.

Sama hal nya seperti ibu, ayah saya adalah sosok yang penyayang dan bisa diandalkan. Ayah saya yang merupakan pahlawan dengan rela mengorbankan segala yang dipunya demi keluarga, beliau bernama Ayah Imam. Sebagaimana namanya yang memiliki arti pemimpin atau orang yang berada di depan. Ayah saya yang selain menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, juga merupakan pemimpin bagi keluarganya dengan memiliki tugas dan tanggung jawab yang begitu besar, yang tidak hanya menyangkut kehidupan di dunia tetapi juga kehidupan di akhirat kelak. Ayah saya berusaha untuk berperan sebagai pemimpin yang mampu mempertanggung jawabkan atas tugas dan tanggung jawabnya, agar keluarganya selalu menjalankan kebaikan-kebaikan yang bisa mendatangkan pahala. Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam QS. Al-Zalzalah ayat 7-8, yaitu : “Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya”.

Ayah adalah sosok yang sangat penting bagi keluarga saya. Beliau selayaknya matahari yang mampu memberikan dan menebarkan cahayanya. "Kapan saja kau memandang, kau akan melihatnya bagaikan bulan purnama yang memancarkan cahaya menembus kegelapan. Kemurahanya bagaikan lautan yang memberi intan kepada orang yang dekat dan mengirimkan awan mendung hujan kepada orang yang jauh. Ia bagaikan matahari yang menetap di jantung langit, namun sinarnya menerangi seluruh penjuru dunia timur maupun barat" (al Mutanabbi). Beliau yang terlihat perkasa dengan perjuangannya, jerih payahnya demi memberikan penghidupan yang terbaik bagi keluarganya. Pengorbanan yang besar dari ayah saya yang  tercermin dari sifat kesabarannya yang  tinggi dan komitmennya yang besar, dalam mengarungi samudra kehidupan menjadikanya sosok yang kuat dan tangguh dalam menghadapi segala hal yang terjadi. Semangatnya untuk mengangkat derajat orang-orang yang dicintainya serta untuk mencapai kebahagiaan hakiki keluarganya membuatnya mempunyai jiwa yang besar.

Hubungan saya dengan ayah adalah hubungan yang sangat sakral, karena itu lah ayah adalah sosok laki-laki yang istimewa di dalam hidup saya yang tidak akan tergantikan oleh siapapun. Ayah adalah orang yang tidak pernah tega untuk menyakiti hati maupun raga saya, meskipun saya melakukan suatu kesalahan. Karena bagi ayah, berbuat dan melakukan kesalahan adalah hal yang wajar, karena sesungguhnya manusia tidak ada yang sempurna, maka dengan saya melakukan kesalahan saya bisa mengembangkan hidup saya untuk terus belajar dari kesalahan dan berusaha untuk menjadi sosok anak perempuan sekaligus orang yang lebih baik. Bahkan dalam sebuah hadist Sunan At-Tirmizi, bahwa Rasulullah SAW. bersabda : "Ayah adalah tengah dari gerbang Surga, jadi tetaplah di gerbang ini atau lepaskan". Oleh sebab itu, meskipun surga tidak terletak pada telapak kaki ayah, tetapi peranan dan keberadaan seorang ayah tetap menjadi pahlawan di hati dan hidup saya.

Ayah Imam adalah sosok ayah yang telah mengajarkan banyak hal. Bagaimana saya harus berjuang, bagaimana saya harus bertahan, bagaimana saya harus menjadi sosok perempuan yang mandiri, kuat dan tangguh dalam segala hal, dan tentang bagaimana saya harus selalu bersyukur terhadap situasi dan kondisi serta tantangan yang terjadi di dalam perjalanan hidup saya. Karena berdasarkan dengan kondisi ekonomi keluarga saya yang serba seadanya atau bisa dibilang biasa-biasa saja, tidak menyurutkan keinginan ayah agar saya tetap memperjuangkan pendidikan karena menurut beliau kehidupan anaknya harus lebih baik darinya, dan saya sebagai anak satu-satunya di dalam hidupnya harus bisa merubah nasib keluarga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Peran seorang ayah di hidup saya sungguh sangat berarti. Dari beliau saya bisa belajar arti berjuang dalam hidup, dimana ayah telah membuat saya menjadi perempuan yang mandiri dan lebih bertanggung jawab, karena hidup jauh dari keluarga menjadikan saya harus pandai untuk menata dan mengendalikan diri serta belajar kuat dalam menjalani kehidupan seorang diri.

Ayah adalah motivasi terbesar saya untuk tetap terus berusaha menjadi orang yang sukses. Ayah pun yang menjadi contoh seperti apa saya mencari calon suami saya kelak. Karena dari ayah, saya bisa mengetahui bagaimana seorang suami memperlakukan istrinya, dan bagaimana arti cinta yang sesungguhnya yaitu cinta dengan selalu menerima setiap kekurangan pasangan dan selalu memberikan kasih sayang kepada orang yang dicintai bagaimanapun keadaannya. Karena di saat saya melihat ayah saya memperlakukan ibu saya dengan baik, saat itulah saya banyak belajar bahwa saya di masa depan juga layak dicintai dengan sangat hormat oleh pasangan saya, selayaknya ayah mencintai ibu saya.

Ayah Imam yang merupakan ayah dengan banyak sekali pengorban demi anak, istri, dan kesejukan keluarganya. Hingga angin pun tidak akan pernah sanggup menghilangkan jejak perjuangannya, hingga hujan pun tidak akan kuasa menyentuh bara api semangat hidupnya. Ayah saya selayaknya matahari yang ketulusannya tidak akan pernah tertandingi. Karena beliau selalu terlihat hebat dihadapan orang yang dicintainya, dan saya akui bahwa beliau telah menjadi figur terhebat dalam hidup saya. Meskipun kelak, ketika saya sudah memperoleh pasangan atas izin Allah SWT. dan restu ayah serta ibu saya. Tetapi kedudukan ayah Imam tetap menjadi cinta pertama bagi saya. "Tidak peduli berapa jauh jaraknya, aku akan selalu menjadi bagian dari dirimu karena kamu adalah bagian dari diriku”.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline