Lihat ke Halaman Asli

Menulis adalah Piknik

Diperbarui: 12 April 2016   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lelah beraktivitas bagi sebagian orang dialihkan dengan piknik. Kalau bagi saya sendiri, menulis adalah salah satu cara untuk piknik. Mengistirahatkan otak dari aktivitas rutin lalu berganti dengan aktivitas lain yang lebih ringan. Seperti pada saat tulisan ini dibuat.

Jenuh dengan tugas kantor, setelah sebulan lebih berkutat dengan pengolahan data dan penyajiannya, saya memanfaatkannya dengan menulis. Hobi yang murah meriah dan tidak bikin kantong bolong. Menulis juga ada aturannya, yaitu EYD. Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jadi menulis bukanlah sekedar merangkai kata, namun juga ada aturan bakunya.

Walaupun saya akui, belum bisa menerapkan secara baik. Mulai dari penggunaan kata-kata baku yang ada di KBBI maupun penggunaan tanda baca dan segala aturan penulisannya. Belajar dari komunitas Fiksiana Community yang sering menyelenggarakan kegiatan, sedikitnya mengasah keterampilan dalam menulis.

Antara Praktik dan Teori

Admin di komunitas Fiksiana Community tidak hanya mengajarkan teori saja, namun sekaligus mempraktikkannya. Admin juga mengarahkan serta melakukan koreksi terhadap hasil karya anggotanya. Walaupun mungkin, ada mazhab tertentu dalam menulis yang dianut oleh salah satu anggota komunitas, namun admin dengan sabar menerangkan hasil koreksi berdasarkan mazhab yang umum.

Teori yang dijelaskan juga tergolong mudah dicerna. Beberapa kegiatan seperti membuat cerita berdasarkan gambar pernah saya ikuti. Kesibukan yang padat mebuat beberapa kegiatan terlewatkan dengan baik. Namun demi hobi, saya suka membaca hasil dari kawan-kawan yang lain. Menariknya ada saja kawan yang tetap bisa menulis setiap hari dan menambahkan tulisan sesuai dengan kegiatan yang berlangsung di komunitas ini. Luar biasa.

Kelemahan Saya

Secara pribadi, saya belum bisa menguasai teknik penulisan dalam dialog. Penggunaan tanda kutip dua (“) yang lazim digunakan serta beberapa aturan lainnya membuat tulisan saya minim variasi. Mungkin itu sebabnya saya kurang pede untuk memeriahkan kegiatan “Menulis Novel Dalam 100 Hari” di komunitas Fiksiana Community.

Sebenarnya ada beberapa ide, namun kurang mampu mengejawantahkan. Disebabkan kurangnya teknik penulisan. Sehingga hasil awalnya dimungkinkan akan mengalami kendala. Ditambah beban kerja di kantor yang sedang banyak.

Solusi

Kedepannya, saya ingin menuliskan hasil pembelajaran saya mengenai teknik menulis dalam dialog, sehingga langsung dipraktikan. Belajar sambil praktik tentu lebih susah hilang ketimbang hanya membaca saja.

Semangat!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline