Lihat ke Halaman Asli

Sudahkah Kita Meneladani Nabi Muhammad SAW?

Diperbarui: 19 Oktober 2021   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nabi Muhammad . Pict : Olahan Canva Kolpri

Sudahkah Kita Meneladani Nabi Muhammad SAW? 19 Oktober 2021 ini tanggal di kalender kita berwarna merah, yang berarti libur nasional. Namun libur kali ini seharusnya menjadi momen yang menjadi titik balik untuk untuk kehidupan kita yang lebih baik. Pasalnya libur kali ini adalah memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, suri tauladan kita sebagai muslim.

Roohatil athyaaru tasyduu fii layaaliil maulidi
Wa bariiqun-nuuri yabduu min ma'aanii Ahmadi
Roohatil athyaaru tasyduu fii layaaliil maulidi
Wa bariiqun-nuuri yabduu min ma'aanii Ahmadi
Wa bariiqun-nuuri yabduu min ma'aanii Ahmadi
Wa bariiqun-nuuri yabduu min ma'aanii Ahmadi
Fii layaaliil maulidi
Fii layaaliil maulidi

Abdullah nama ayahnya, Aminah ibundanya
Abdul Muthalib kakeknya, Abu Thalib pamannya
Khadijah istri setia, Fathimah putri tercinta
Semua bernasab mulia, dari Quraisy ternama
Inilah kisah sang Rosul, yang penuh suka duka
Inilah kisah sang Rosul, yang penuh suka duka
Oh Penuh Suka Duka, Oh Penuh Suka Duka

Siapa yang belum pernah mendengarkan lirik lagu di atas? Roohatil yang berarti kisah Sang Rasul. Lirik-liriknya telah mengajarkan kita secara singkat bagaimana perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Dan sudahkah kita sebagai muslim mengenal beliau dengan baik, atau bahkan sudah meneladaninya? Jika belum, coba cari lirik lagu rohatil di internet, dan kenali sedikit tentang beliau. Agar saat ada yang menanyakan siapakah nama Ibunda beliau kita tahu.

Sedikit Kisah tentang Nabi Muhammad SAW

Beliau di lahirkan pada 12 Rabiul Awal 570 M, itu berarti sekitar 1451 tahun yang lalu beliau lahir di bumi. Dilahirkan dalam keadaan yatim. Pada masa itu, bayi-bayi di arab saudi disusukan kepada wanita-wanita lain. Dan Rasulullah sendiri yang memilih Halimatus Sa'diyah menjadi ibu susunya. Padahal waktu itu air susu wanita mulia tersebut dalam keadaan kering. Bahkan tidak cukup untuk anak kandungnya sendiri.

Memang sejak kecil beliau sudah istimewa dan Halimatus Sa'diyah sudah menyadari itu. Pada usia 4 tahun, malaikat jibril diutus untuk membersihkan hati beliau, mencucinya dengan air zam-zam. Saat itu, teman-teman sepermainan nabi menyaksikan epristiwa tersebut dan mengadukannya kepada ibu susunya, Halimatus Sa'diyah. Tak terkecuali teman-teman sepermainan nabi, Beliau sendiri menggigil ketakutan setelah mengalami peristiwa tersebut. 

Perayaan Maulid Nabi 2021 di tempaku. Pict:KolPri

Masih banyak lagi kisah-kisah istimewa beliau yang jika kita menghayatinya akan membuat aimata menetes. Bahkan di akhir hayatnya beliau masih mengingat umat-umatnya dengan memanggil "Ummati...Ummati...ummati." Hal ini menunjukan kecintaan beliau kepada kita. Bahkan satu bacaan shalawat yang kita senandungkan dijanjikan akan mendapatkan naungan syafaat beliau di hari akhir nanti.Lalu jika ditanya kembali, sudahkah kita mencintai beliau? Sudahkah kita meneladaninya?

Meneladani Nabi dalam Mengelola Emosi

Banyak orang bilang, sudah wajarlah kalau Nabi Muhammad itu nyaris sempurna. Dia Nabi, sedang kita ini manusia biasa. 

Memang pernyataan tersebut tidak salah. Nabi selalu dijaga oleh Allah SWT.  Namun, jangan salah! Sebenarnya kita pun di jaga oleh Allah SWT dengan menurunkan Nabi Muhammad SAW sebagai panutan umat muslim. Mencontoh atau meneladani sifat beliau dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari, insya Allah kita akan terjaga dari kesesatan dan kekhilafan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline