Lihat ke Halaman Asli

Widi Kurniawan

TERVERIFIKASI

Pegawai

Catatan Kecil Menyoal Mudik Gratis Kemenhub

Diperbarui: 2 Juli 2017   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program mudik gratis dari Kemenhub (foto: widikurniawan)

Perjalanan mudik tahun 2017 ini terasa spesial dibanding tahun-tahun sebelumnya. Inilah kali pertama saya merasakan ikut serta program mudik gratis dengan moda bus yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Sebenarnya tahun ini saya tidak berencana mudik karena satu dan lain hal, terutama karena saya tidak terlalu all out memburu tiket kereta sehingga habislah kesempatan mudik menggunakan kereta api. Namun, penghargaan sebagai salah satu pemenang lomba blog Kompasiana bersama Kemenhub mengubah rencana saya. Ini menjadi kesempatan yang tak boleh saya sia-siakan, merasakan pengalaman baru mudik gratis yang dihelat secara besar-besaran oleh Kemenhub.

Maka jatah empat tiket pun saya ambil di kantor Kompasiana dengan bus tujuan akhir ke Yogyakarta. Tanggal 22 Juni pagi, usai sahur saya bersama keluarga sudah meluncur ke Ancol, tepatnya di Pantai Karnaval Ancol sebagai tempat berkumpul.

Tiket yang saya pegang (foto: widikurniawan)

Sesuai informasi, peserta memang harus berkumpul paling lambat pukul 07.30 WIB. Dan karena perjalanan ke Ancol masih harus berjibaku dengan kemacetan di jalanan ibukota, maka sekitar pukul tujuh taksi online yang saya tumpangi baru berhasil masuk kawasan Ancol. Apa dinyana? Untuk menuju Pantai Karnaval ternyata sudah harus merasakan macet luar biasa karena pintu masuk dialihkan memutar, bukan dari pintu gerbang yang berbayar.

Inilah catatan penting pertama dari saya untuk panitia. Lalu lintas yang tersendat menuju Pantai Karnaval membuat beberapa peserta berjalan kaki cukup jauh sambil menenteng tas-tas besar dan menggandeng atau menggendong anak-anak yang masih kecil. Saya sendiri baru berhasil mendekati lokasi setengah jam kemudian, artinya sangat mepet waktu deadline yang ditentukan.

Ternyata di Pantai Karnaval Ancol, ratusan bus masih berjajar sesuai jurusannya dan belum ada tanda-tanda hendak diberangkatkan. Rupanya acara seremonial masih berlangsung dengan aneka hiburan. Saya pun mencoba mencari deretan bus jurusan Yogyakarta.

Sesuai tiket, nomor bus yang telah menunggu saya adalah nomor 20. Tetapi, alangkah terkejutnya ketika saya menanyakan hal itu pada salah seorang petugas.

"Sekarang tidak pakai nomor-nomoran, penumpang bisa masuk bus mana saja asal jurusannya sesuai. Kalau ada bangku kosong langsung saja naik," ucap sang petugas.

Deg.! Saya mulai merasa tidak enak dengan jawaban tersebut. Maka bergegas saya pun mencari bus satu persatu yang masih menyediakan tempat duduk.

"Penuh semua Mas," celetuk seorang awak bus.

Penumpang yang belum mendapat bus (foto: widikurniawan)

Menunggu tanpa kepastian memang melelahkan (foto: widikurniawan)

Beberapa calon penumpang dengan wajah kebingungan terlihat senasib dengan saya. Ketika kami mulai sibuk tanya kanan kiri, akhirnya ada seorang petugas lainnya yang mengarahkan agar calon penumpang yang belum mendapatkan bus agar berkumpul di belakang deretan bus jurusan Yogyakarta.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline