Lihat ke Halaman Asli

Kurniawan TR

Tukang Santai

Impor Cangkul: Dilema Industri Pengolahan Turunan Baja

Diperbarui: 2 November 2016   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Cangkul adalah salah satu alat kerja pertanian dengan dan tentunya teknologi yang dibutuhkan juga teknologi dasar. Publik terhenyak dengan kenyataan ijin impor cangkul oleh PPI sebesar 1.5 juta unit, apakah artinya bangsa kita tidak bisa memproduksi cangkul sendiri ?

Walaupun tampak sederhana pembuatan cangkul tidak sesederhana yang kita kira, industri cangkul sangat berhubungan erat dengan Industri Pengolahan Baja. Mata Cangkul dibuat dengan proses penempaan yang membutuhkan panas tinggi untuk memperkuat baja. Bagi negara yang harga kalor / energi cukup mahal seperti negara kita maka biaya produksi menjadi mahal. Hal ini membuat produksi dalam negeri kalah bersaing dengan produksi Cina, apalagi beberapa saat lalu cina over supply baja di negaranya sehingga produk produk baja cina membanjiri pasar internasional.

Masalah mengenai bahan besi olahan ini merupakan masalah klasik kita, tentunya kita tidak lupa jika produksi turunan baja dan Stainless kita masih dibanjiri oleh produk impor. Bahan bahan seperti peniti, jarum, pisau yang beredar di pasaran sebagian besar adalah impor. Saat ini pemerintah telah menugaskan 3 BUMN untuk memproduksi baja turunan dalam hal ini cangkul untuk memenuhi permintaan dalam negeri, tetapi jika perbedaan harga tetap tinggi kebijakan ini tidak akan berlangsung lama. Para importir akan memanfaatkan perbedaan harga yang tinggi.

Bagaimana cara kita untuk mengurangi ketergantungan produk impor dari turunan besi tersebut, mengingat jika negara kita dapat memproduksi sendiri tentunya akan lebih bermanfaat bagi masyarakat karena membuka lapangan kerja baru. Ada beberapa cara yang bisa dilaksanakan oleh pemerintah kita sebagai mana berikut:

  • Penurunan production cost dengan jalan menurunkan harga energi, jalan yang paling efektif adalah menindak mafia gas atau energi dengan membuat peraturan yang tidak memungkinkan mafia-mafia tersebut mengambil untung tapi investasi atau investasi minimal. Caranya bisa dengan batasan selisih harga dari produsen ke pelanggan maksimal 2 USD atau bisa dengan peraturan lain.
  • Membuat proses atau alat bantu yang bisa membuat pekerjaan semakin efisien, hal harus melibatkan peneliti atau pihak kampus.
  • Perlindungan kualitas dengan penerapan SNI dalam industri turunan baja. Seperti yang kita ketahui produk buatan dalam negeri lebih mahal dari produk cina, tetapi produk kita lebih berkualitas. Demi asas keadilan penerapan SNI dapat melindungi konsumen dan produsen baja olahan tersebut.

Semoga kedepan nya negara kita dapat memanfaatkan produksi turunan baja dengan baik sehingga dapat membuka lapangan kerja yang baru.

Sumber 1




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline