Lihat ke Halaman Asli

NUR MUHAEMIN NGKAAPO.

PENULIS PARUH WAKTU

Tentang Swasembada Beras, JK Membantah Mentan

Diperbarui: 13 Desember 2017   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Harga beras di sejumlah daerah yang terus naik menyebabkan wakil presiden Jusuf Kalla angkat bicara atas  klaim  mentri Armand  yang menyatakan bahwa Indonesia suprlus beras dengan produksi diatas target produksi nasional 72 juta ton  dan menyentuh angka 79, 1 juta ton.  Bahkan   Agustus lalu mentri pertanian itu  mengatakan  Indonesia sudah swasembada dan akan mengekspor beras keluar negeri.

Jika di asumsikan dari peryataan sang mentri, maka dipastikan stok beras  dalam negeri Indonesia  melimpah ruah, sehingga dan harusnya harga beras tidak naik signifikan. Namun harga beras per november bulan lalu masih bercokol di angka 10. 700 satu kilo.

Peryataan mentri Armand itu dibantah oleh wapres JK. Menurut wapres tidak masuk akal angka swasembada 79 ton namun beras dipasaran langka. Harusnya dengan angka yang begitu  surplus, masyarakat dengan mudahnya mendapatkan beras logika sederhananya harusnya seperti itu.  Bahkan menurut wapres pemerintah harus membuka keran impor satu juta ton untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negri. Jika memang demikian apakah angka swasembada 79 ton itu hanya isapan jempol?   Entahlah yang jelas fakta dilapangan, pasaokan beras langka dan pemerintah harus mengimpor beras dari luar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline