Lihat ke Halaman Asli

Kraiswan

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Anak Balita Sulit Diatur, atau Justru Orang Tua?

Diperbarui: 26 Juni 2025   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi parenting | foto: shutterstock via genpi.co

Kita berambisi untuk mengendalikan seluruh dunia. Sedang mengendalikan lidah sendiri pun, kita masih sering gagal.

***

Sebagian kita mungkin berkesempatan sekolah sampai menyabet gelar sarjana. Namun, dalam hal mengasuh anak, kepandaian saja tak cukup. Justru harus belajar lagi untuk menjadi orang tua, tak peduli setinggi apa pun ilmu di balik gelarnya.

Di rentang usia 3-4 tahun, anak sedang aktif-aktifnya, kata orang. Lagi nakal-nakalnya, mereka menegaskan. Apakah ada anak yang nakal? Kita bisa mengartikan nakal sebagai perbuatan yang tidak mematuhi aturan, menganggu kenyamanan orang lain, bahkan--untuk orang dewasa--melakukan tindakan kriminal.

Padahal, anak melihat apa yang dilakukan orang tua. Jika anak melihat orang tuanya suka memukul, ia akan ikuti. Jika anak mendengar kata-kata kasar dari video yang ia tonton, ia akan tiru. Kelak, jika anak tidak pernah ditegur saat melanggar aturan/norma, tidak diberi tahu jika melakukan tindakan keliru; bisa jadi ia akan benar-benar menjadi manusia nakal (tidak mematuhi hukum).

Apa jadinya kalau anak masih balita tapi sulit dikendalikan? Ia berlarian ke sana ke mari, memainkan barang sampai berantakan, berebut mainan dengan teman, inginnya mengambil jajan di warung, bahkan enggan menuruti arahan orang dewasa. 

Ini kejadian yang aku alami bersama istriku. Mungkin kasusnya berbeda untuk tiap anak.

Suatu hari anak kami jemput dari tempat Mbah. Ia sudah mandi, berganti baju, dan bersiap latihan push bike. Namun, anak kami hanya bisa bersikap baik di awal. Berikutnya, ia tidak fokus latihan. Malah melihat benda-benda di sekitarnya, lalu menginginkan mainan yang dibawa anak lain, ujungnya tantrum. Tidak tuntas latihan.

Kenapa anak balita kami susah diatur? Sedangkan anak-anak lain dengan mudah mengikuti arahan pelatih. Ada dua tiga anak yang rewel pun, menangisnya elegan, tidak sampai histeris seperti anak kami.

Bahkan, setelah aku dan istri bergantian membujuk dan menenangkan, anak tak kunjung reda. Malah makin parah. Apa yang salah...?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline