Lihat ke Halaman Asli

Wahyudi Hidayat

Mahasiswa aktif di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmus Sosial & Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Mengikuti berbagai kegiatan sosial di Sulawesi Selatan. Memenangkan perlombaan kepenulisan.

Mahasiswa KKN-T Unhas Gelombang 114 Ajarkan Pembuatan Sabun Cuci Piring Ramah Lingkungan di Kelurahan Tadokkong

Diperbarui: 22 Juli 2025   08:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama Ibu-Ibu (Sumber KKN-T Tadokkong)

Lembang, 21 Juli 2025 --- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Hasanuddin Gelombang 114 melaksanakan program kerja pembuatan sabun cuci piring ramah lingkungan di Kelurahan Tadokkong, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang. Program ini bertujuan untuk menerapkan pola hidup sehat dan ramah lingkungan melalui produk rumah tangga berbahan alami. Dalam kegiatan ini, sabun cuci piring dibuat dengan kombinasi bahan utama penghasil busa dan pembersih berupa texafon, garam sebagai pengental, jeruk nipis sebagai pelarut lemak, dan daun pandan sebagai pewarna dan pewangi alami.

Program kerja yang dilaksanakan pada hari Senin, 21 Juli 2025 ini bertujuan untuk memberikan pilihan lain bagi masyarakat, khususnya ibu-ibu, dalam menggunakan sabun cuci piring yang aman bagi kesehatan dan tidak merusak lingkungan. Sabun yang selama ini digunakan banyak mengandung bahan kimia yang bisa berdampak buruk. Oleh karena itu, sabun cuci piring alami ini menjadi solusi yang lebih baik. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk membantu masyarakat agar bisa membuat produk sendiri yang dapat dijual dan memberikan penghasilan tambahan.

Dalam pelatihan pembuatan sabun, warga ikut langsung belajar cara membuat sabun. Harapannya, mereka dapat memiliki keterampilan baru yang berguna dan bahkan membuka usaha kecil dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan.

Sabun ini memiliki beberapa keunggulan. Pertama, tidak mencemari lingkungan karena tidak mengandung bahan yang berbahaya. Kedua, cara pembuatannya cukup mudah dan tidak memerlukan biaya yang besar. Ketiga, wangi alami dari daun pandan membuat sabun ini terasa lebih segar saat digunakan. Sementara itu, jeruk nipis membantu membersihkan kotoran dan minyak secara alami. Selain itu, semua bahan yang digunakan mudah ditemukan di sekitar kita, sehingga sabun ini cocok dijadikan pilihan sehari-hari oleh masyarakat.

Meski memiliki banyak kelebihan, sabun ini juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah daya tahan yang lebih singkat dibandingkan sabun buatan pabrik. Selain itu, busa yang dihasilkan tidak sebanyak sabun pada umumnya. Oleh karena itu, masyarakat perlu diberi pemahaman bahwa sabun yang baik tidak selalu ditentukan dari banyaknya busa, tetapi dari kemampuannya membersihkan serta dampaknya bagi kesehatan dan lingkungan.

Warga Kelurahan Tadokkong menyambut baik program ini. Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan pembuatan sabun cuci piring yang dilakukan bersama mahasiswa KKN-T Unhas. Bahkan, ada warga yang berinisiatif membuat sabun sendiri di rumah setelah pelatihan selesai. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa pendekatan yang sederhana dan langsung dapat mendorong perubahan kebiasaan yang membawa dampak positif dalam jangka panjang. Mahasiswa KKN-T Unhas berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal menuju masyarakat yang lebih mandiri, kreatif, dan peduli terhadap lingkungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline