Pernahkah kamu merasa bahwa uang belanja bulanan terasa semakin cepat habis? Atau mungkin kamu pernah melihat harga beras, minyak goreng, atau bensin naik berkali-kali dalam beberapa bulan saja?
Itu semua adalah bagian dari fenomena ekonomi makro seperti inflasi, suku bunga, dan nilai tukar --- tiga variabel penting yang memengaruhi kondisi perekonomian kita, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam skripsi banyak peneliti mencoba mengkaji hubungan ketiga variabel ini dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama di tengah tantangan besar seperti pandemi dan fluktuasi harga minyak dunia.
Mari kita kupas satu per satu:
---
1. Inflasi: Dua Sisi Mata Uang
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam periode tertentu.
- Jika terlalu tinggi, inflasi bisa merusak daya beli masyarakat, menurunkan investasi, dan menciptakan ketidakpastian.
- Tapi jika terkendali, inflasi bisa menjadi indikator bahwa permintaan masyarakat meningkat, yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
Penelitian menunjukkan bahwa inflasi memiliki hubungan yang kompleks dengan pertumbuhan ekonomi. Ada yang menyimpulkan bahwa inflasi berdampak negatif (Salim, 2017), ada juga yang menyebut efeknya positif (Latuheru & Parera, 2024). Ini membuktikan bahwa pengaruh inflasi sangat bergantung pada konteks ekonomi nasional.
Misalnya, saat pandemi, inflasi cenderung rendah karena aktivitas ekonomi lesu. Namun, pasca-pandemi dan dengan kenaikan harga energi global, inflasi kembali naik dan memberikan tekanan besar pada rumah tangga dan bisnis.
---