Parto merupakan tokoh kunci, dengan peran sebagai Dalang dan sekaligus pemain, yang meramu dagelan yang sangat lucu dan memukau penonton, penuh canda yang agak sedikit guyon kuli, saling melemparkan dekorasi yang dibuat seapik mungkin, dirusak untuk menambah kelucuan dari dagelan mereka, hal seperti ini sebenarnya kurang ajar karena kadang tidak peduli yang didorong sampai jatuh menimpa dekorasi, atau dipukul dengan puing dekor itu siapa, yang penting membuat penonton senang, sesuai dengan moto mereka dalam bentuk pantun dari Parto " Disana Gunung disini Gunung ditengah-tengahnya Pulau Jawa, Dalangnya bingung, pemainnya juga bingung yang penting penonton bisa ketawa" he... he... he.... he....
Alangkah enaknya dia bicara seperti itu, karena dia tidak minta atau tidak pernah ada yang menyebutnya Dalang yang terhomat, atau para pemain yang terhormat, dan mereka hanya bohong-bohongan, saling menyumpah saling meledek mereka tidak perlu saling meminta maaf, saling menyembah karena sudah saling menyakiti perasaan diantara mereka, dan yang diinginkan mereka hanyalah para penonton senang, dan menonton mereka dengan suka rela, sehingga rating mereka naik, bayaran mereka naik untuk menambah tabungan mereka yang semakin banyak, berarti tugas mereka selesai kalau penonton mereka sudah bosan dengan guyonan mereka.
Demikian pula OVC (Opera Van Century), sejak dibentuknya pansus Century sampai sidang paripurna para penonton disuguhi adegan yang mirip dengan OVJ, merekapun saling meledek saling menghina, saling memaki dan saling bersalaman/berpelukan, ramenya minta ampun, bedanya dengan OVJ adalah pemainnya lebih banyak dan lebih pintar bermain kata-kata yang berdasarkan perundangan dan peraturan-peraturan yang dibuat mereka sendiri atau yang sudah disetujui oleh mereka, sehingga lupa pada pokok persoalan yang harusnya mereka selesaikan, yang penting mereka berbuat sesuai kepentingan pribadi dan golongannya, sadar atau tidak ucapan dan perbuatan mereka mencerminkan kekerdilan nalar mereka, mereka sudah lupa diri, lupa pada sumpah mereka saat dilantik.
Seharusnya mereka berpikir, mereka ada disana itu harus berjuang untuk rakyat bangsa ini, bukan untuk pribadi maupun golongannya, dan sasaran mereka adalah TUJUAN NASIONAL yaitu menyejahterakan rakyat, bukan berkelahi untuk rakyat, bukan saling menghina untuk rakyat, dan jangan melihat sisi baiknya saja, mereka harusnya bicara sesuai dengan bukti nyata, alangkah bainya bila mereka bicara sesuai dengan bukti nyata sesuai dengan grafik atau matrik yang dibuat oleh mereka, sehingga karya nyata ada buktinya.
Kata mereka fungsi kami yang terhormat ini fungsi kontrol dari sistem pemerintahan yang ada, apa yang dikontrol kalau mereka tidak lebih dan tidak kurang seperti pemain OVJ, yang salah ya bilang salah, jangan saling bertahan untuk membetulkan yang salah, dan jangan pernah lagi bilang kami bukan malaikat, tapi mereka ini harus menjadi malaikat untuk mencapai TUJUAN NASIONAL, ingatlah bahwa rakyat hanya butuh makan, butuh Sekolah dan butuh pekerjaan, bukan butuh pertengkaran yang tak berujung pangkal.
Kepentingan rakyat yang harus diingat oleh mereka kira kira begini :
1. Ada Pekerjaan yang menghasilkan uang untuk biaya hidup
2. Ada Makanan yang mampu dibeli
3. Ada Sekolah yang berpihak ke rakyat ( yang terjangkau oleh Buruh maupun Petani ) yang mampu merubah kehidupan mereka, dan mampu menggantikan mereka ( yang sekarang jadi yang terhormat )
Sederhana sekali sebenarnya kebutuhan rakyat ini, cobalah direnungkan wahai para wakil rakyat yang terhormat............................
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI