Lihat ke Halaman Asli

Ujang Ti Bandung

Kompasioner sejak 2012

Konsep Kebenaran Menyeluruh

Diperbarui: 2 Maret 2020   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Images : pewarta indonesia

Analoginya seperti sebuah gedung besar menjulang tinggi dengan beragam fungsinya tentu, ia adalah wujud yang terbangun dari begitu banyak material yang berbeda beda, melibatkan banyak manusia dari berbagai keahlian.

Semua dapat menyatu karena ada konstruksi yang melandasi berdirinya bangunan besar itu sehingga semua melekat atau dilekatkan pada konstruksi itu

Demikian pula konsep Kebenaran (dengan K besar) yang bersifat menyeluruh ia terbangun dari berbagai aspek, dimensi, instrumen, elemen hingga ke unsur terkecil. Katakan sebagai contoh terbangun dari dimensi fisik serta non fisik.

Sehingga bila ada yang ingin mengungkap rahasia besar tentang konsep kebenaran menyeluruh tapi yang digali hanya aspek atau dimensi fisik maka yakin itu tidak akan tercapai.

Lebih gamblang lagi, bila ada yang ingin bercita-cita mengungkap rahasia konsep kebenaran menyeluruh tapi dengan hanya berbekal ilmu saintifik tanpa melibatkan institusi yang biasa berbicara tentang hal metafisis seperti filsafat dan agama maka yakin cita-cita itu tidak akan tercapai walau andai sains telah dapat menemukan 'theory of everythings' atau walau sains telah melangkah maju sedemikian pesatnya tapi tetaplah hakikatnya cuma sebatas ilmu dunia materi yang tak akan bisa mengungkap keseluruhan.

Karena bila kita berupaya mengungkap rahasia konsep kebenaran dengan hanya menggunakan dalil-dalil sainstifik belaka maka yang akan kita peroleh atau temukan hanya aspek atau dimensi fisiknya belaka bukan keseluruhan.

Karena sains itu adalah hanya ilmu dunia fisik-materi, sedang realitas itu terdiri dari dua dimensi antara yang fisik dan non fisik, yang materi dan non materi sehingga untuk mengungkap keseluruhan otomatis memerlukan peran ilmu fisik sekaligus ilmu metafisik

Analoginya seperti bila kita berbicara tentang manusia maka bila kita menggali ilmu tentang manusia dengan hanya menggunakan dalil ilmu biologi maka yang akan kita temukan adalah hanya rahasia rahasia tentang aspek fisik manusia-bukan rahasia tentang manusia secara keseluruhan.

Artinya, untuk memahami konsep kebenaran yang bersifat menyeluruh kita harus melibatkan berbagai disiplin keilmuan intinya perpaduan atau harmonisasi antara ilmu yang bersifat fisik dengan ilmu metafisik.

Bila kita mulai bahasan ini dari konsep realitas sebagai landasan dasar ilmu pengetahuan maka karena realitas itu terdiri dari dua dimensi antara yang fisik dan non fisik (atau 'metafisik' bahasa filsafatnya), maka konsep kebenaran menyeluruh itu harus mengungkap realitas secara menyeluruh pula yaitu menyangkut dunia fisik sekaligus metafisik.

Nah secara kelembagaan institusi yang biasa menggali aspek aspek metafisis di balik yang fisik itu adalah filsafat serta agama dan tugas ini tentu tidak diemban oleh sains karena sains tidak memiliki peralatan ilmiah untuk menelusur persoalan metafisik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline