Lihat ke Halaman Asli

Mustyana Tya

Penulis, jurnalis dan linguis

Membelah Hutan Demi Temukan Telaga Biru Mistis Hunian Buaya Putih

Diperbarui: 9 Mei 2021   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Nah, pas balik ke kapal induk dari kunjungan ke nelayan, kami menyisir lagi Pulau Mandioli menemukan cerita-cerita menarik lainnya. Saya nimbrung dengan teman saya yang lagi asyik ngomongin cara nelayan menangkap ikan dengan layangan. Huwowww... gak kebayang sih gimana caranya.

Pas diminta untuk diliput si bapak lagi sakit pinggang dan kaki jadi ga bisa bantu. Trus setelah itu, kami cari tahu soal hal-hal menarik di pulau ini, salah satunya Telaga Biru. 

Wah apa tuh? langsung penasaran. Katanya telaga ini telaga mistis gitu juga yang ada di dalam hutan Mandioli. Wow... makin menarik. Tapi PR kami selanjutnya saya harus menemukan guide yang mau mengantar kami ke sana. Saya bicara kemudian ke bocah-bocah SMP yang seliweran dari tadi pake motor bebek apa adanya.

Dia dan 3 temannya mau mengantar kita ke telaga biru, dengan upah Rp 50 ribu aja. Kami sebenernya ga yakin dengan si anak SMP ini selain masih bau kencur, anak ini mengendarai motor yang sudah nampak butut. 

Ditendang bisa hancur berkeping-keping kali wkwkwkw... Tapi 15 menit kemudian saya langsung syok karena dia mengebut drastis. Wess dah ni bocah. Gas ga berhenti-henti karena jalanan kita rusak, sempit dan naik turun. Wow banget. Posisi duduk saya pun udah ga beraturan maju mundur, trus dia minta saya pegangan. Ogah Ah... keenakan lu! saya langsung semprot gitu. Trus dia nyengir senang. Kumpret emang, saya digodain ama bocah tengik ini.

Setelah motor meraung-raung dan muka udah ketampar tampar dedaunan, akhirnya kami sampai juga ke Telaga Biru. Huwaa... ga disangka si begini seramnya dan aura mistis langsung menyesap ke raga. Kami harus berhati-hati mendekati telaga ini karena tidak ada jalan beraspal dan penuh dengan bebatuan. Sedikit salah mengambil langkah bisa tergelincir dan clup.. masuk deh ke telaga.

Jadi telaga ini emang gak ada orang yang mandi jadi gak tahu deh seberapa dalamnya telaga ini. Tapi memang benar telaga ini berwana biru seperti dicelup blau. Konon katanya juga ada buaya putih di sini.

Langsung glek... (menelan ludah). Jadi saya nurut aja ketika para bocah memerintahkan kami untuk cuci muka dulu di sini dan izin-izin, numpang numpang sembari melafalkan beberapa doa. Telaga yang dikelilingi ilalang dan tak terawat ini pun memunculkan banyak hewan-hewan aneh, salah satunya ya ulat ini. Hiiiii....

Dok. pribadi

Karna gak mau lama-lama karena takut ditempeli wkwkw... kami memutuskan pulang lagi ke kapal kira-kira pp 30 menit lah untuk sampai ke sini dari pesisir Mandioli. Tapi si bocah merepet terus, dia menawarkan mengantar kami ke Tanjung Mangga, pesisir yang katanya cantik. Saya pikir satu dua kali, akhirnya tim pun ikut mengiayakan. Beuh ternyata ini adalah awal penderitaan selanjutnya. 

Jarak ke Tanjung Mangga pun lumayan jauh sekitar 30 menit lagi. God! Treknya pun hampir sama penuh kejutan, bahkan motor saya sempet KO da mengepul gegara gak kuat nanjak. Tapi si bocah lihai betul memainkan motornya dan sudah hapal benar jalan. Mereka pun kadang tak ragu saling salip menyalip. Sebaliknya saya yang terpontang panting di belakang, menahan perihnya bokong saya yang kian panas, HAHAHA....

Dok. pribadi

Embusan angin sejuk bak surga pun datang ke saya yang sudah mulai gemetar kek naik bajay karna jalanan rusak. Asyik kami kian dekat. Lalu kami diturunkan di satu tempat. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline