Lihat ke Halaman Asli

Wajah Asli Festival Kebudayaan Indonesia yang Bikin Dunia Melirik

Diperbarui: 4 Juli 2025   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wajah Asli Festival Kebudayaan Indonesia yang Bikin Dunia Melirik

Coba jujur, kapan terakhir kali kamu sengaja nonton acara budaya di TV atau datang langsung ke sebuah festival daerah? Selama ini, kata "kebudayaan" sering terasa berjarak, terdengar formal, dan mungkin sedikit... membosankan. Sesuatu yang kita pelajari di buku sejarah, bukan sesuatu yang bikin kita bilang, "Wah, gila, keren banget!"

Tapi, beberapa waktu lalu, internet seolah menampar kita semua dengan sebuah kenyataan baru.

Sebuah video pendek dari Riau mendadak meledak. Video itu hanya menampilkan seorang anak laki-laki, berdiri di ujung perahu panjang, menari dengan gerakan ritmis yang tegas sambil memegang sebilah kayu. Tanpa senyum, tanpa ekspresi berlebihan, fokusnya tajam. Di belakangnya, puluhan pendayung bergerak serempak mengikuti komandonya.

Warganet internasional pun gempar. Mereka menyebutnya "aura farming", sebuah istilah gaul untuk menggambarkan seseorang yang memancarkan energi kuat, tenang, dan sangat keren secara alami. Anak itu, yang dikenal sebagai anak pacu, dan tradisi di baliknya, Pacu Jalur, tiba-tiba menjadi simbol badass-nya budaya Indonesia.

Momen viral ini bukan keberuntungan. Ini yang memberitahu kita bahwa harta karun terbesar Indonesia selama ini hanya menunggu untuk ditemukan dan diceritakan dengan cara yang benar. Jika satu video Pacu Jalur bisa seheboh itu, bayangkan apa yang terjadi jika kita menyalakan sorotan pada puluhan, bahkan ratusan, festival lain yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Jadi, Kita akan melakukan tur singkat ke beberapa festival kebudayaan paling menakjubkan di Indonesia yang punya potensi "aura farming" tingkat dewa.

Viralnya Pacu Jalur membuktikan festival budaya Indonesia punya 'aura' yang keren & potensi global. Tradisi ini adalah aset bangsa yang menunggu ditemukan. - Tiyarman Gulo

1. Pacu Jalur, Kuantan Singingi (Riau)

Kita mulai dari sang primadona yang baru naik daun. Sebuah perahu kayu raksasa yang disebut "jalur", panjangnya bisa mencapai 25 hingga 40 meter, dibuat dari satu batang pohon utuh tanpa sambungan! Perahu ini diawaki oleh 40 hingga 60 orang pendayung.

Apa yang Bikin Keren?

Di sinilah letak keajaibannya. Di ujung depan perahu, berdiri sang anak pacu, komandan cilik yang tugasnya memberi ritme dan keseimbangan. Di tengah, ada tukang tari yang menari-nari untuk menyemangati tim. Di belakang, sang juru mudi menjaga arah. Mereka semua bergerak sebagai satu kesatuan, sebuah orkestra manusia yang membelah sungai dengan kekuatan dan sinkronisasi yang hipnotis. Teriakan mereka, deburan air, dan sorak-sorai penonton di tepi sungai.

Awalnya, jalur adalah alat transportasi para bangsawan dan pembesar kerajaan di sepanjang Sungai Kuantan. Setelah masa penjajahan Belanda, tradisi ini diubah menjadi sebuah perlombaan untuk merayakan hari besar dan mempererat persaudaraan antar desa. Itulah mengapa auranya begitu kuat; ini bukan olahraga, ini adalah ritual kebersamaan.

2. Festival Pasola, Sumba (Nusa Tenggara Timur)

Kalau kamu pikir Pacu Jalur sudah cukup menegangkan, geser sedikit ke Sumba. Di sini, ada sebuah tradisi yang akan membuat jantungmu berdebar lebih kencang. Secara harfiah, Pasola berarti "lempar lembing kayu". Ya, kamu tidak salah baca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline