Lihat ke Halaman Asli

Tito Adam

TERVERIFIKASI

Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Kini Giliran Karyawan Yahudi Google Desak CEO Perusahaan Dukung Palestina

Diperbarui: 20 Mei 2021   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gedung tempat berkantornya beberapa media di Gaza dibom Israel. Foto: AP

Dukungan untuk warga Palestina kian muncul dan mengutuk serangan Israel atas Palestina. Sebelumnya, mantan Pilot AU Israel secara terang-terangan menyampaikan jika negara dan militernya adalah teroris. Tulisan lebih lengkap klik DI SINI.

Kini, dilansir dari Aljazeera, karyawan Google dilaporkan sedang mendesak perusahaan untuk mendukung Palestina. Mereka adalah grup karyawan Yahudi yang meminta CEO perusahaan untuk mengutuk serangan yang dilakukan oleh militer Israel terhadap Palestina.

Dalam permintaan itu, mereka meminta perusahaan tersebut untuk mengutuk tindakan militer Israel di tengah pemboman yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan untuk mendukung warga Palestina.

Dalam tulisannya yang dikutip dari kantor berita The Verge, Al Jazeera mengatakan jika dalam surat internal, karyawan itu meminta CEO Sundar Pichai untuk secara terbuka mengutuk serangan tersebut.

Itu juga termasuk "pengakuan langsung atas kerugian yang dilakukan terhadap warga Palestina oleh militer Israel dan kekerasan geng". Pengajuan banding tersebut dibuat oleh Diaspora Yahudi di grup sumber daya karyawan.

Mereka merupakan sebuah grup baru yang dibentuk tahun lalu setelah memisahkan diri dari grup karyawan Google "Jewglers", yang telah dituduh menahan kritik terhadap Israel, menurut The Verge.

Peningkatan peperangan Israel-Palestina itu terjadi setelah protes atas pengusiran paksa keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki dengan tindakan keras serta penggerebekan di kompleks Masjid Al-Aqsa.

Di tengah eskalasi peperangan itu, ada juga bentrokan antarkomunitas di seluruh Israel dan tindakan keras mematikan oleh pasukan keamanan Israel terhadap protes di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Di artikel lainnya, Al Jazeera menyampaikan jika beberapa jurnalis yang sedang bertugas melakukan peliputan di Gaza mengalami ketakutan dan kelelahan karena serangan bom Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza.

Kata Al Jazeera, kekerasan di Palestina mulai meletus pada 10 Mei, ketika Israel melancarkan serangan udara di Gaza setelah Hamas, kelompok Palestina yang menguasai wilayah itu, menembakkan roket ke Israel.

Eskalasi ketegangan itu terjadi setelah berminggu-minggu di Yerusalem Timur. Pasukan Israel telah melukai ratusan pengunjuk rasa dalam tindakan keras di kompleks Masjid Al-Aqsa, sebuah situs yang dihormati oleh Muslim dan Yahudi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline