Bagi banyak orang, konsumsi sering dianggap sebagai salah satu indikator utama kesehatan ekonomi suatu negara. Ketika masyarakat membeli barang dan jasa dalam jumlah besar, perekonomian biasanya tumbuh lebih cepat, perusahaan berkembang, dan lapangan kerja tercipta. Sebaliknya, jika konsumsi menurun, ekonomi bisa melambat atau bahkan mengalami resesi.
Konsep ini bukanlah sesuatu yang baru. John Maynard Keynes, salah satu ekonom paling berpengaruh dalam sejarah, telah menjelaskan pentingnya konsumsi dalam pertumbuhan ekonomi melalui teori "aggregate demand" (permintaan agregat). Dalam pandangan Keynes, permintaan agregat, yang terdiri dari konsumsi rumah tangga, investasi bisnis, belanja pemerintah, dan ekspor neto, menjadi faktor utama yang menentukan tingkat produksi dan lapangan kerja dalam perekonomian.
John Maynard Keynes dan Teori Aggregate Demand.
Pada awal abad ke-20, banyak ekonom masih berpegang pada teori klasik yang percaya bahwa pasar selalu berada dalam keseimbangan. Jika terjadi resesi, mereka berpendapat bahwa harga dan upah akan turun secara alami, sehingga permintaan kembali meningkat dan ekonomi pulih dengan sendirinya.
Namun, teori ini terbukti tidak mampu menjelaskan Depresi Besar (Great Depression) pada tahun 1930-an, di mana perekonomian global mengalami kontraksi besar-besaran, tingkat pengangguran melonjak, dan permintaan terhadap barang serta jasa anjlok. Keynes, dalam bukunya "The General Theory of Employment, Interest, and Money" (1936), menantang pandangan klasik ini dan mengajukan konsep baru: bahwa permintaan agregat adalah faktor utama dalam menentukan aktivitas ekonomi.
Keynes berpendapat bahwa dalam situasi resesi, pemerintah tidak bisa hanya menunggu pasar untuk memperbaiki dirinya sendiri. Sebaliknya, mereka perlu campur tangan dengan meningkatkan belanja publik dan mendorong konsumsi untuk merangsang perekonomian.
Peran Konsumsi dalam Aggregate Demand.
Dalam teori Keynesian, aggregate demand adalah total pengeluaran dalam perekonomian yang terdiri dari empat komponen utama:
1. Konsumsi rumah tangga (C)
Pengeluaran individu dan keluarga untuk barang dan jasa sehari-hari, seperti makanan, pakaian, transportasi, dan hiburan.