Lihat ke Halaman Asli

Teopilus Tarigan

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Romantika dalam Padi yang Tumbuh Melintasi Zaman di Desa Serdang

Diperbarui: 18 Mei 2020   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padi mulai menguning di kawasan sawah | Dokumentasi pribadi

Dalam sebuah tayangan berjudul Drain The Ocean di saluran televisi National Geographic diceritakan tentang rekonstruksi dengan teknik visual modern yang menampilkan citra sebuah pelabuhan yang hilang milik kekaisaran Romawi bernama Portus, yang tampak seandainya lautan dikeringkan.

Pelabuhan Portus di Roma ini, merupakan sandaran kapal-kapal kargo yang membawa gandum dari dan ke Portus.

Kejayaan teknologi Romawi Kuno yang sudah mampu memobilisasi gandum antar pelabuhan, yang mana gandum merupakan salah satu makanan pokok, termasuk dari Pelabuhan Caesarea Maritima yang hilang diduga karena ditelan tsunami pada sekitar tahun 116 Masehi ke pelabuhan Portus, ternyata tidak mampu menjamin daya tahannya saat dihadapkan dengan alam yang bergejolak ganas. 

Terkadang sesuatu yang tradisional yang dibangun selaras alam tampaknya lebih memiliki daya tahan dan kemampuan penyesuaian diri yang berumur panjang.

Berikut ini adalah lirik dari sebuah lagu anak tentang Petani yang sering diputar di layar TVRI pada tahun 1990-an:

Nasi putih terhidang di meja
kita santap tiap hari
Beraneka ragam hasil bumi dari manakah datangnya
Dari sawah dan ladang disana, petanilah penanamnya
Panas terik tak dirasa, hujan rintik tak mengapa
Masyarakat butuh bahan pangan
Terima kasih bapak tani, terima kasih ibu tani
Tugas anda sungguh mulia

Ribuan kilometer dari Roma, adalah sebuah desa kecil yang masih tetap mempertahankan produksi sumber bahan pangan pokok, bukan gandum, tapi padi yang ditanam di sawah dengan teknik tradisional. 

Itu adalah Desa Serdang, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Padi merupakan sumber dari nasi yang dikonsumsi oleh banyak ras manusia sebagai makanan pokoknya. Di desa ini padi yang ditanam masih lebih dominan bernuansa tradisional. Segalanya lebih banyak dikerjakan dengan tangan.

Selain kondisi medannya dan kontur tanah yang tidak memungkinkan, juga karena luas lahan yang terpisah-pisah membuat penggunaan mesin traktor justru tidak optimal. Namun, justru dalam tradisionalitasnya ini, menanam padi di sawah pada desa kami menghadirkan banyak hal yang tampak sangat selaras dengan alam.

Sudah biasa, bila menanam padi dipadu dengan memelihara ikan. Itu disebut dengan teknik mina ikan. Simbiosis padi dan ikan ini adalah bentuk hubungan yang saling menguntungkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline