Masyarakat Jawa lekat sekali dengan budaya. Semua dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari nilai-nilai budaya. Orang Jawa lebih mementingkan keselarasan dan keserasian dalam hidupnya. Sehingga muncullah norma dan etika untuk dipatuhi sebagai pengikat pranata sosial.
Budaya jawa dalam simbol
Dalam menerapkan budayanya, masyarakat Jawa banyak menggunakan simbol-simbol. Fungsi simbol ini adalah untuk menyampaikan sebuah pesan moral dan nasihat yang terselubung dalam simbol itu. Simbol juga menandakan sebuah harapan atau doa untuk keselamatan atau kemaslahatan.
Penggunaan simbol itu tidak hanya terbatas pada upacara adat saja akan tetapi menyeluruh pada bahasa, pergaulan, sastra, kesenian dan semua tingkah laku dalam kesehariannya. Mereka melakukan semua itu secara sadar dan tanpa paksaan karena sebuah keyakinan yang dianutnya secara turun temurun. Orang Jawa sangat patuh pada ideologinya.
Semua itu bisa dipahami karena hakikatnya bahwa manusia itu adalah makhluk budaya yang hidup berkembang sesuai dengan budayanya sehari-hari. Ya semua yang berhubungan dengan tingkah laku, perkataan, luapan perasaan, adalah sebuah simbol. Sehingga simbolisme tidak bisa lepas dari kehidupan manusia.
Simbol dalam ubarampe mitoni
Adat mitoni adalah sebuah budaya dalam masyarakat yang bermaksud memohon doa atau harapan kepada yang Maha Kuasa atas anugerah yang diberikan berupa anak yang kini dikandung ibunya. Usia dalam kandungan tujuh bulan. Nah dalam acara mitoni ada beberapa ubarampe yang harus dipersiapkan yaitu berupa tebu, tumpeng, bubur abang putih, dan sebagainya. Ubarampe inilah sebagai wujud simbolisme yang berisi harapan dan doa kepada Allah. Apa sajakah makna simbol dari ubarampe tersebut? Beginilah artinya.
1. Tumpeng pitu, tumpeng robyong, dan tumpeng gundul.
Tumpeng mempunyai makna "metu lempeng" atau keluar dengan lurus, lurus hanya menyembah pada Sang pencipta saja. Pada jaman hindu dahulu tumpeng bermakna segitiga, artinya orang Jawa jaman dahulu menyembah tiga dewa trinitas sebagai penguasa yaitu : Wisnu, brahma, dan syiwa. Bisa juga bermakna penyembahan manusia pada arwah leluhur yang berada di tempat yang tinggi atau nirwana.
2. Bubur abang putih