Lihat ke Halaman Asli

Teguh Ananto

Tinggal di Bengkulu

Karna Tanding - 2

Diperbarui: 20 Juli 2017   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Episode :  SURTIKANTI

Pagi ini hari ketujuhbelas Bharatayuda berkecamuk. Seolah ingin lepas dari yang terjadi di Kurushetra, Keputren Awangga pagi itu terlihat damai.  Namun sunyi. Abdi dalem keputren bertugas nyaris tanpa suara. Tak ingin mengganggu kehidmatan Permaisuri Dewi Surtikanti yang masih memanjat doa di sanggar pamujan. Doa buat keselamatan Karna, suaminya.

Matahari telah sepenggalah ketika Surtikanti keluar melangkah. Sampai di tamansari, seorang emban menghaturkan sembah.  Memberitahukan seorang bujang ingin menghadap.  Diiring sang emban, Surtikanti keluar dari regol taman larangan.

"Bukankah engkau bujang, yang ku utus untuk melayani ratu gustimu, kakanda Prabu Karna ?" Surtikanti menyapa ketika seorang bujang mengangkat sembah menyongsongnya.

"Benar, gusti ayu. Ampun beribu ampun. Hamba telah dititah untuk kembali. Bersicepat hamba berlari,  namun tiada kurang penghambat kaki.  Inilah hamba sedang bersembah".

"Adakah kabar yang kau bawa untuk ku?"

"Baginda Adipati Karna telah dilantik menjadi Mahasenapati Kurawa, Gusti Ayu ?"

"Duh, Jagad Dewa Batara".

Surtikanti terduduk. Hatinya remuk.  Taulah ia. Mahasenapati Durna telah gugur. Dan sekarang sang suami menggantikannya.

"Lalu mengapa engkau pulang?"

"Gusti Prabu memerintahkan hamba untuk menjaga Gusti Ayu" Bujang abdi dalem kembali mengangkat sembah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline