Lihat ke Halaman Asli

TauRa

TERVERIFIKASI

Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Cerpen: Pria Berbalon Kuning

Diperbarui: 8 Agustus 2020   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Semetris.com

Teriknya udara terasa membakar tubuhnya. Tetapi semangatnya jauh lebih panas dibanding sengatan mentari hari ini. Pria kurus hebat itu tetap menegakkan kepalanya untuk menjajakan dagangannya.

"Selamat pagi Pak Taufik..!", sapa pria tua itu untuk seorang pengusaha sukses yang selalu membeli dagangannya.

"Selamat pagi Pak Danang,,! Apa kabar hari ini pak..?, sahut Pak Taufik Ramah membelas sapaan Pak Danang yang disambut dengan seyuman dalam khas Pak Danang.

"Pak Danang, saya hari ini pesan 2 Balon yang warna merah untuk anak saya ya pak, karena yang kemaren sudah pecah." Imbuh Pak Taufik lagi.

Pak Taufik adalah langganan setia Pak Danang yang hampir setiap hari membeli dagangannya yang kebetulan tinggalnya juga tidak jauh dari tempat tinggal Pak Taufik. Hanya sesekali saja Pak Taufik kelewatan untuk membeli dagangan Pak Danang itupun biasanya karena Pak Taufik harus berangkat keluar kota untuk mengurusi bisninya.

Pak Danang bukanlah penjual balon biasa. Ia adalah penjual balon luar biasa yang pernah ada. Meski tanpa tangan kanan dan kaki kanannya sejak lahir, ia mampu menyelesaikan pendidikan hingga bangku SMP. Adalah dikarenakan keterbatasan biaya akhirnya ia gagal menyelesaikan pendidikannya. Tapi dia tidak pernah menyerah. Karena keberhasilan bisa dicapai oleh siapa saja, baik dalam keadaan sempurna atau pun tidak.

*****

15 tahun sudah ia berjualan balon. Berbagai tempat lokasi jualan sudah pernah ia tempuh. Tetapi pendapatannya masih tidak lebih dari 30 ribu per hari yang pernah ia peroleh. Meskipun tak jarang ia hanya membawa lelah dan letih ke rumah kos nya yang disewa 150 ribu per bulan. Tapi itu tidak pernah menyurutkan semangatnya. Karena ia yakin kalau rezeki esok hari akan lebih baik dari rezeki hari ini meskipun terkadang ia terima justru sebaliknya.

Hari ini adalah hari sabtu tepat ia 15 tahun sudah berjualan balon. Setelah shalat subuh, ia hanya berdoa agar apa yang diperolehnya hari ini lebih baik dari yang kemarin. Tidak lebih itu doanya.

Langkah kaki yang ditopang tongkat perlahan mulai meninggalkan kamar kos sederhanya. Langkah demi langkah ia hayunkan hanya untuk sesuap nasi dan kehidupannya. Kali ini entah mengapa ia memilih berjualan disamping SD Kencana, sebuah sekolah dasar yang tergolong mahal uang sekolahnya. Dulu ia pernah jualan disini. Tetapi ia hanya mendapatkan kekosongan karena ternyata semua anak yang sekolah disana tidak ada yang melirik ke arah dagangan balonnya.

"Pak, saya mau beli balon yang warna kuning..!" kicau seorang bocah SD yang tiba-tiba menghampirinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline