Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Pria Berbalon Kuning

8 Agustus 2020   10:48 Diperbarui: 8 Agustus 2020   11:05 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Semetris.com

Teriknya udara terasa membakar tubuhnya. Tetapi semangatnya jauh lebih panas dibanding sengatan mentari hari ini. Pria kurus hebat itu tetap menegakkan kepalanya untuk menjajakan dagangannya.

"Selamat pagi Pak Taufik..!", sapa pria tua itu untuk seorang pengusaha sukses yang selalu membeli dagangannya.

"Selamat pagi Pak Danang,,! Apa kabar hari ini pak..?, sahut Pak Taufik Ramah membelas sapaan Pak Danang yang disambut dengan seyuman dalam khas Pak Danang.

"Pak Danang, saya hari ini pesan 2 Balon yang warna merah untuk anak saya ya pak, karena yang kemaren sudah pecah." Imbuh Pak Taufik lagi.

Pak Taufik adalah langganan setia Pak Danang yang hampir setiap hari membeli dagangannya yang kebetulan tinggalnya juga tidak jauh dari tempat tinggal Pak Taufik. Hanya sesekali saja Pak Taufik kelewatan untuk membeli dagangan Pak Danang itupun biasanya karena Pak Taufik harus berangkat keluar kota untuk mengurusi bisninya.

Pak Danang bukanlah penjual balon biasa. Ia adalah penjual balon luar biasa yang pernah ada. Meski tanpa tangan kanan dan kaki kanannya sejak lahir, ia mampu menyelesaikan pendidikan hingga bangku SMP. Adalah dikarenakan keterbatasan biaya akhirnya ia gagal menyelesaikan pendidikannya. Tapi dia tidak pernah menyerah. Karena keberhasilan bisa dicapai oleh siapa saja, baik dalam keadaan sempurna atau pun tidak.

*****

15 tahun sudah ia berjualan balon. Berbagai tempat lokasi jualan sudah pernah ia tempuh. Tetapi pendapatannya masih tidak lebih dari 30 ribu per hari yang pernah ia peroleh. Meskipun tak jarang ia hanya membawa lelah dan letih ke rumah kos nya yang disewa 150 ribu per bulan. Tapi itu tidak pernah menyurutkan semangatnya. Karena ia yakin kalau rezeki esok hari akan lebih baik dari rezeki hari ini meskipun terkadang ia terima justru sebaliknya.

Hari ini adalah hari sabtu tepat ia 15 tahun sudah berjualan balon. Setelah shalat subuh, ia hanya berdoa agar apa yang diperolehnya hari ini lebih baik dari yang kemarin. Tidak lebih itu doanya.

Langkah kaki yang ditopang tongkat perlahan mulai meninggalkan kamar kos sederhanya. Langkah demi langkah ia hayunkan hanya untuk sesuap nasi dan kehidupannya. Kali ini entah mengapa ia memilih berjualan disamping SD Kencana, sebuah sekolah dasar yang tergolong mahal uang sekolahnya. Dulu ia pernah jualan disini. Tetapi ia hanya mendapatkan kekosongan karena ternyata semua anak yang sekolah disana tidak ada yang melirik ke arah dagangan balonnya.

"Pak, saya mau beli balon yang warna kuning..!" kicau seorang bocah SD yang tiba-tiba menghampirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun