Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Ada Kursi Khusus Arwah untuk Nonton Wayang Potehi di Kelenteng Ini

Diperbarui: 6 Maret 2023   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelenteng Sin Tek Bio: Dokpri

Jalan-jalan atau Anjangsana Festival Kebhinekaan di Pasar Baru terus berlanjut menuju ke destinasi berikutnya, yaitu Kelenteng Sin Tek Bio.  Setelah melewati gang sempit yang ada Cakue Ko Atek dan Bakmi Aboen, kami terus berjalan  menyusuri lorong-lorong di tengah Pasar Baru.

stb-1-rumah-abu-6405ccd5cf40872bec257715.jpeg

Bangunan pertama yang saya jumpai adalah rumah dengan dekorasi mirip kelenteng. Tadinya saya kira ini adalah Kelenteng Sin Tek Bio. Namun seorang perempuan Tiong Hoa yang ada di beranda rumah ini menjelaskan bahwa kelentengnya masih beberapa puluh meter lagi, sedangkan bangunan ini adalah sebuah Rumah Abu. 

Kwan Im Bio: Dokpri

Kami terus berjalan dan kali ini bertemu kembali dengan pintu sebuah kelenteng. Dan ternyata juga bukan Sin Tek Bio yang kami carii, melainkan Kelenteng Bernama Kwan Im Bio. Setelah sampai di pojok dan belok, kiri, baru lah akhirnya kami diba di Sin Tek Bio. 

Sekilas kelentengnya tidak terlalu luas dan besar. Warna merah langsung mendominasi dan di halamannya yang sempit ada sebuah kimlo atau rumah tungku untuk membakar kertas pemujaan.   Di depan pintu utama juga dijaga oleh sepasang singa yang biasa ada di gedung-gedung arsitektur Tionghoa. 

Kalau kita melihat ke atap kelenteng, seperti biasa juga ada sepasang naga yang sedang memperebutkan mestika.     Sambil menunggu untuk masuk ke dalam kelenteng, beberapa gadis yang bekerja di kelenteng datang dan membagikan gulungan berupa kalender tahun 2023.  Ini adalah hadiah dari kelenteng buat kami semua yang berkunjung pagi itu.

Lilin di kelenteng: Dokpri

"Ayo masuk lima-lima bergantian," demikian ujar Mbak Ira Latief.  Rupanya di dalam kelenteng sedan gada upacara keagamaan sehingga kami tidak mau mengganggu dengan masuk sekaligus beramai-ramai. 

Akhirnya tiba giliran saya bersama beberapa teman masuk ke beranda. Dan di sini, ada ratusan lilin merah yang sedang menyala dalam berbagai ukuran.  Lilin lilin raksasa yang besar itu harganya bisa puluhan juta rupiah, demikian Mbak Ira Lief menambahkan.

Di tiang utama kelenteng yang berwarna merah ada sepasang naga hijau yang melingkar sekan menyambut kedatangan kami. Kelenteng Sin Tek Bio yang juga disebut dengan nama Vihara Dharma Jaya ini konon merupakan salah satu kelenteng tertua di Jakarta karena sudah ada sejak tahun 1698 alias sudah ada sekitar 122 tahun lebih dahulu dibandingkan dengan Pasar Baru sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline