Lihat ke Halaman Asli

Taschiyatul Hikmiyah

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Istilah "Speak Up" yang Sebenarnya

Diperbarui: 18 Maret 2022   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dukungan saat seseorang berani "Speak Up" (Sumber: Pinterest.com)

Problem atau masalah merupakan pemanis kehidupan. Tanpa masalah kita tidak akan pernah merasakan apa itu pahit dan lika-liku hidup. 

Namun, keberadaan masalah kadang kala disepelehkan dengan harapan akan hilang dan pergi begitu saja. Realitanya, bukan masalah yang pergi dan menghilang namun kita sebagi pemilik masalah "terkesan" tegar dan berusaha terlihat baik-baik saja.

Dari beragam masalah pasti ada beragam pula problem solvingnya. Agaknya kita lebih familiar dengan istilah "Speak Up" saat kasus pelecehan seksual memuncak seperti pada saat ini.

Melansir dari kompas.com, Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam jumpa pers virtual pada Rabu (19/1/2022) beliau menyatakan bahwa "Sepanjang 2021 terdapat 10.247 kasus kekerasan terhadap perempuan di mana 15,2 persennya adalah kekerasan seksual."

Istilah Speak Up sebenarnya tidak hanya mengungkapkan kebenaran dengan berani bersuara di depan umum atau diketahui banyak orang. Melainkan, kita berani berbicara dengan orang yang kita percaya juga dapat masuk kategori "Speak Up."

Oleh karena itu kita semua memiliki ruang yang sangat luas untuk lebih berani mengungkapkan kebenaran. Karena saat kita menemui masalah pasti butuh orang lain juga dalam proses problem solving tersebut.

Sadari mulai sekarang kalau Indonesia kita ini sudah hebat tapi hanya kurang 1 hal yakni "keberanian," yaa benar banget negara kita ini kekurangan orang yang berani. Berani karena benar dan berani mengakui kesalahan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline