Lihat ke Halaman Asli

Agung Soni

TERVERIFIKASI

Wayang Bali, Bukan Sembarang Seni dan Asal Jadi

Diperbarui: 6 September 2015   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak kecil saya selalu tertarik dengan pertunjukan wayang kulit Jawa. Dari sinilah kita bisa mengenal karakter tokoh-tokoh kehidupan yang memang "sedikit banyak" mewakili karakter kebanyakan manusia pada umumnya. Secara garis lurus, ada 2 karakter yang selalu berseberangan dan saling melawan. Kebaikan dan Kejahatan. Angkara Murka dan Kebajikan. Rasanya itu semua tak akan pernah hilang ditelan zaman. Kedua karakter itu hidup sampai di abad modern ini. Dan wayang adalah wujud paling ideal yang dihidupkan untuk mewakilinya tanpa harus menyinggung pihak mana saja.

Seperti biasa, siang kemarin (08-09-2015) saya harus mengunjungi salah satu anak perusahaan saya di Ubud. Dan motor setia selalu menemani saya pun melaju melintasi Banjar Jeleka di Desa Batuan Sukawati Gianyar ( Lokasi desa Jeleka hanya berjarak 5 menit saja dari Pasar Seni Sukawati yang terkenal itu ). 

Di Banjar Jeleka sedang ada perbaikan jembatan gantung. Maka saya harus mencari gang kecil lain yang bisa menghubungkan saya menuju Ubud. Tanpa disadari, saya kesasar dan masuk ke dalam Banjar Puaya. Saat terdiam mencari arah jalan, mata saya tertumbuk pada sebuah toko kecil berhiaskan wayang-wayang kulit yang menjadi pokok barang dagangannya. Dan surprise-nya lagi, saya melihat di sebelah toko seperti ada garase kecil yang didalamnya ada para pekerja seni pembuat wayang kulit Bali yang terkenal. 

Nama pembuat Wayang Bali itu adalah I Wayan Artawa. Kami pun berkenalan dan banyak cerita unik yang saya dapatkan dari beliau. Di workshop nya yang berukuran 4x5 m2 itu ada 3 pekerja muda juga Ibu Ni Nyoman Mariani, istri beliau yang setia ikut memahat wayang Bali.

[caption caption=""BIMA" Wayang Bali seharga Rp.500 ribu - dok pri"][/caption]

Pak Wayan Artawa sudah menyenangi sejak kelas 3 SD membuat wayang Bali. Kecintaannya pada seni wayang Bali, ia buktikan dengan mempersembahkan hidupnya beramal bakti membuat wayang secara serius sejak usia 20 tahun. "Wayang Bali itu bukan hanya melulu masalah seni, ia juga digunakan untuk upacara keagamaan Hindu Bali sejak ratusan tahun lalu," tutur Pak Artawa.

[caption caption="Workshop Wayan Artawa - dok.pri"]

[/caption]

[caption caption="I Wayan Artawa saat saya temui di ruang kerjanya - dok.pri"]

[/caption]

[caption caption="Wayang Bali karya I Wayan Artawa - dok.pri"]

[/caption]

Upacara Hindu-Bali yang umumnya disertai pertunjukkan wayang antara lain: Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, manusia Yadnya, Resi Yadnya, dan Bhuta Yadnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline