Lihat ke Halaman Asli

Syarwan Edy

Pemelajar

Ayah di Rumah Bukan Cerita Gagal

Diperbarui: 11 Oktober 2025   04:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto ayah dan anak bermain bersama di ruang tamu (Sumber: Freepik)

Dari Kantor ke Dapur Cerita Seorang Ayah

Ketika pria memilih dapur ketimbang kantor, apakah itu bentuk kemunduran atau justru keberanian baru dalam keluarga modern?

Banyak pria masih menilai pekerjaan sebagai simbol harga diri. Tapi bagaimana jika suatu hari ia memutuskan berhenti bekerja dan menjadi bapak rumah tangga? Fenomena ini bukan lagi hal asing. Di balik tatapan heran dan stigma sosial tersimpan kisah keberanian untuk menantang patriarki dan menemukan makna baru tentang tanggung jawab, cinta, dan keluarga.

Kompasianer, pernahkah kamu membayangkan bangun pagi bukan untuk berangkat ke kantor, tapi menyiapkan sarapan, mengganti popok, dan menjemur pakaian?

Ya, bukan karena sedang cuti, tapi karena kamu telah resign dan resmi menjadi bapak rumah tangga.

Pilihan ini terdengar sederhana di telinga sebagian orang. Namun bagi banyak pria, keputusan semacam itu bisa mengguncang fondasi identitas diri.

Sebab di masyarakat kita, pekerjaan masih dianggap simbol harga diri laki-laki. "Kalau laki-laki di rumah saja, lalu siapa yang cari uang?" begitu kira-kira komentar yang sering terdengar.

Tapi dunia berubah, Kompasianer. Dan perubahan itu juga merambah ke dapur, ruang tamu, hingga taman bermain anak-anak.

Ketika Pria Melepaskan Jas dan Memakai Celemek

Fenomena pria menjadi bapak rumah tangga tak hanya terjadi di film atau drama Korea.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline