Lihat ke Halaman Asli

Akankah Janji Parpol Tentang Pendidikan Akan Dibuktikan Ketika Lolos Menjadi Anggota Dewan ?

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pemilu Caleg 2014 sudah berlangsung banyak sekali caleg-caleg dari berbagai Partai politik yang mengobral janjinya, terutama janji-janji tentang Pendidikan gratis dan mimpi-mimpi tentang peningkatan kualitas pendidikan. Janji tentang pendidikan diantaranya dari ketua PPP Surya Darma Ali ia mengatakan "Bila PPP memenangi Pemilu 2014, saya berjanji akan memaksimalkan anggaran pendidikan agar persoalan-persoalan tersebut dapat diatasi. Anggaran 20 persen tersebut akan digunakan untuk membenahi persoalan fisik pendidikan dan peningkatan kualitas SDM," katanya.Menteri Agama ini juga berjanji akan membangun universitas unggulan di setiap kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Menurutnya, jika satu universitas dibangun dengan biaya Rp 25 miliar, maka anggaran yang diperlukan untuk 511 kabupaten sekitar Rp 12,75 triliun.

Beda lagi dengan ARB Ketum Golkar Ia berjanji "Jika Golkar menang Pemilu, baik Pileg maupun Pilpres selain sektor pendidikan dan kesehatan, juga akan membenahi infrastuktur di NTT sehingga bisa menyamai daerah lainnya di Indonesia," dan PDIP Berjanji, antara lain jaminan kesehatan gratis dan pendidikan. Menurutnya, jaminan kesehatan yang ada selama ini masih menyimpan sejumlah permasalahan dan membingungkan. Hampir semua partai berjanji tentang Pendidikan Gratis dan perbaikan kualitas pendidikan.

Namun di Pemilu Caleg 2009 pun hampir semua partai berjanji yang sama,banyak Caleg ”menggombal” gratisnya biaya pendidikan. Ketika sudah duduk di kursi empuk dan mereka ditagih janjinya tempo hari, banyak alasan mereka keluarkan, umumnya: dana APBN pas-pasan! Masyarakat kecewa. Betulkah pendidikan akan benar-benar gratis? Apa dampaknya?

Janji pendidikan gratis, membuat banyak orang, khususnya para orangtua kurang mampu berpengharapan besar dapat menyekolahkan anaknya secara wajar. Tapi sejalan waktu, hanya janji tanpa realisasi yang ada. Akibatnya, mereka kecewa, lalu tidak puas, tidak senang dan berkecil hati. Janji-janji kesejahteraan, penghapusan pengangguran, pengurangan jumlah kriminalitas, pendidikan gratis, layanan kesehatan gratis, dan harapan-harapan lainnya, telah membawa rakyat pada impian yang indah. Dengan retorika yang manis, rakyat dininabobokan dan suara mereka dirampas demi kekuasaan elit. Ketika mereka sibuk berkampanye.

Ketika diminta janjinya tentang Pendidikan Gratis mereka berkilah "dana APBN/APBD Yang pas-pasan, atau belum dibuatnya perda pendidikan Gratis, padahal sudah ada peraturan pusat yaitu Wajib Belajar (Wajar) Dikdas Gratis sembilan tahun dan PP no. 74 tahun 2008 tentang guru, namun Pendidikan gratis bukan berarti semuanya dibebankan pada BOS. Karena dana BOS hanya sebatas pada biaya pendidikan.



Dari banyaknya Janji janji tentang pendidikan akan memberi dampak jika itu merupakan Janji Palsu tentang Pendidikan , yaitu :

a. Kecewa. Karena dijanjikan pendidikan gratis tapi tak kunjung terwujud. Masyarakat akan kecewa. Dampaknya, kelak tak akan lagi mempercayai janji-janji politik, dan yang paling bahaya, mereka akan tidak lagi mau bersentuhan untuk menggunakan hak suara (Golput).



b. Apatis. Karena terus dirundung kekecewaan akibat “dibohongi”, masyarakat akan kehilangan emosi, motivasi, maupun antusiasme kepada politik. Akhirnya mereka akan acuh.



Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline