Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Rahman

TERVERIFIKASI

Pelajar

Manusia Adaptif

Diperbarui: 5 September 2023   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Nesabamedia

Perubahan tidak pernah dapat dibendung. Setiap saat, perubahan selalu datang silih berganti. Demikianlah hukum alam semesta sebagai makhluk Tuhan. Ia memiliki hakikat yang selalu berubah. Berbeda dengan Tuhan yang tidak berubah dan kekal abadi selamanya.

Sebagai bagian dari alam semesta, manusia termasuk makhluk yang sangat istimewa. Mereka mampu beradaptasi terhadap segala perubahan yang ada. Sudah berapa banyak hewan dan tumbuhan yang punah akibat tidak mampu menyesuaikan diri? Akan tetapi, manusia tetap eksis hingga hari ini.

Manusia mampu bertahan dari berbagai serangan ataupun bencana. Akhir 2019, dunia digegerkan oleh coronavirus yang kemudian menjadi pandemi Covid-19. Semua negara berusaha bertahan dengan menerapkan banyak kebijakan, termasuk kebijakan lockdown. Banyak bisnis gulung tikar karena tak mampu beradaptasi. Jutaan manusia pun meninggal karena terserang virus mematikan itu.

Orang-orang psimis mungkin berpikir, itu adalah momen kiamat yang akan membinasakan umat manusia. Namun, kenyataannya tidak demikian. Manusia terus berusaha untuk bertahan dan berinovasi agar tetap eksis dan progresif. Berbagai penelitian dilakukan untuk memastikan bencana itu dapat dilewati.

Di bidang kesehatan, para ahli melakukan penelitian agar dapat menemukan obat terbaik. Di bidang bisnis, penelitian-penelitian juga dilakukan agar bisnis dapat bertahan dan berkembang. Bahkan, para ahli juga berusaha melakukan sejumlah penelitian untuk melihat peluang-peluang baru.

Secara perlahan, manusia mampu bangkit kembali. Kebiasaan-kebiasaan baru muncul. Bisnis-bisnis baru dan berbagai variasi model bisnis pun bermunculan. Bahkan, berbagai inovasi seolah-olah tumbuh jauh lebih cepat dari sebelum-sebelumnya.

Sebelum ada pandemi Covid-19, begitu sulit meyakinkan orang bahwa transformasi digital dalam segala bidang harus segera dilakukan. Akan tetapi, ketika Covid-19 menyerang, semua orang dipaksa untuk melakukan transformasi digital. Digitalisasi dunia pendidikan hingga dunia pekerjaan seolah sudah menjadi keharusan.

Daya Kreasi

Uniknya, manusia tidak seperti makhluk-makhluk lain yang hanya berusaha beradaptasi dengan segala perubahan. Manusia juga memiliki daya kreasi yang tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk lain. Ketika perubahan datang, manusia tidak sekadar bertahan, akan tetapi juga berusaha melihat peluang-peluang baru yang dapat dimanfaatkan.

Dengan kemampuan daya kreasi tersebut, perubahan semakin tidak dapat dihentikan. Ketika alam memberikan sinyal perubahan, manusia secara naluriah segera mencari cara untuk bertahan dan berkembang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline