Lihat ke Halaman Asli

hikbal pane

menyukai bunga; ekspresi, mekar dan bebas.

#1Rinai dan Puisi-puisi Lainnya

Diperbarui: 14 September 2022   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1# Rinai

kujemput mata itu, kuelus lentik bulunya, katanya ia lelah memandang. kuselidiki ternyata ada peluru disana.  bekas sayatan juga menonjol. sungguh kesakitan.

2021.

2# Rinai

kesakitan tiada awal, entah mengapa tiba-tiba. rinai bertamu, satu persatu menerpa kulit, mengembalikan hangat itu lagi. kupaksa melupa, ternyata semakin mencabik saja. katanya bulan ini malam kita. kenapa dalam rinai itu kau bukanlagi kita?

2021.

1#Risau

lihat, pelangi menjuntai. lihat, burung-burung melayang bebas. lihat, bentar lagi saya akan padamu. padamu, selalu. selalu, padamu. mengapa padamu selalu, saya adalah burung. melayang bebas keahlian saya. eh lihat, pelangi murung.

2021.


2# Risau

lihat lagi, kau murung. lihat lagi, kita berdua bukan burung-burung itu. kutahu itu sakit. tapi altar, para tamu dan amplop-amplop berisi kertas bau belacan, itu benar-benar menakutiku. kau tahu, aku tahu ini egois. kita mengerti, saling melengkapi celah. tapi aku memanggilmu ego kemarin. kau pergi sambil berceloteh nama-nama binatang. sekali lagi, kita bukan burung-burung dan binatang. tapi kita risau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline