Lihat ke Halaman Asli

Dialek ala Anak Jakarta Selatan, Salahkah?

Diperbarui: 16 Januari 2022   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak Jaksel (sumber: inibaru.id)


Tren ini sebenarnya sudah merata, tidak melulu didominasi anak Jakarta Selatan  Kalau dulu benar, karena orang tua yang banyak mengirimkan anaknya kuliah di manca negara, diawali oleh orang Jakarta Selatan, yang dikenal daerahnya orang yang duitnya tidak berseri. Tetapi kini orang di wilayah Jakarta lainnya, juga Botabek telah hampir merata mengirimkan anaknya kuliah di manca negara, entah dengan biaya sendiri ataupun .melalui Bea siswa.

Yang dimaksud dengan dialek anak Jakarta Selatan ini adalah pembicaraan di kedai kopi atau resto Korea, tempat nongkrong anak-anak muda yang menggunakan bahasa gado-gado yang bilingual bahkan multi langual. Contoh: "Minggu pagi kita akan ikut fun run di Sentul which is I jemput kamu even subuh ya "

Sebenarnya mereka bisa menggunakan bahasa Indonesia,namun karena kebiasaan menggunakan bahasa lain saat kuliah, kadang-kadang bahasa itu jadi tercampur secara tidak disengaja. Bahasa gado-gado ini akhirnya tren dan tampak keren hingga mereka yang kuliah di dalam negeri juga ikut-ikutan menggunakannya. Terlebih mereka yang merasa bahwa menggunakan bahasa gado-gado dengan menyisihkan bahasa asing seolah akan meningkatkan reputasi mereka.

Bahkan, penulis sering mendengar pembicaraan antara orang tua muda dan anaknya menggunakan bahasa gado-gado ini. Sebaiknya, agar tidak merusak bahasa, gunakanlah satu bahasa saja. Bila ingin menggunakan bahasa Indonesia, gunakanlah secara utuh, toh bisa. Sebaliknya, bila terbiasa menggunakan bahasa Inggris, gunakanlah secara lengkap dan konsisten.

Meski kita juga sering menggunakan bahasa gado-gado, bahasa Indonesia dan bahasa daerah, meski tidak merugikan, tetapi kuping ini jadi kurang nyaman. Gunakan 'saya' tetap 'saya', jangan diganti dengan 'gue'.

Penggunaan bahasa gado-gado tidak merugikan siapapun, bahkan dapat memperkaya suatu bahasa. Namun pada penerapannya harap diselaraskan agar tidak merusak bahasa tertentu dan kita tetap bisa  melestarikannya.

Apakah Bahasa Indonesia sulit? Sebenarnya tidak, asal kita terbiasa menggunakannya dengan benar. Justru penulis pernah menemukan suatu kejanggalan. Siswa yang masuk ke Perguruan Tinggi harus menjalani program matrikulasi Bahasa Indonesia, padahal Bahasa Inggris dapat lulus normal. Jadi, cintailab Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan kita. Yang dulu dapat menyatukan seluruh pemuda-pemudi dari pulau yang berbeda dengan bahasa daerah yang berbeda pula pada peristiwa Soempah Pemoeda 1928.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline