Padasan berasal dari kata pehadasan. Wadah air dilengkapi kran/lubang pancuran yang digunakan untuk bersuci dari hadats. Utamanya bersuci dari hadats kecil (wudhu). Padasan banyak terdapat di rumah penduduk pedesaan Jawa yang kental dengan budaya santri. Bentuk padasan bermacam-macan, diantaranya berupa tempayan, gentong, klenting, drum, ember, ruas bambu, dan wadah lainnya.
Wadah tersebut diisi dengan air suci dialirkan melalui lubang pancuran kemudian digunakan untuk wudhu. Artinya setiap berwudhu memerlukan air suci dengan jumlah tertentu.
Belum ada data yang valid mengenai Jumlah air yang dibutuhkan setiap orang untuk satu kali berwudhu. Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor SNI-03.7065.2005 hanya menyebutkan bahwa untuk keperluan peribadatan diperlukan 5 liter per orang. Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam berwudhu dengan satu mud air dan mandi dengan satu sha' hingga lima mud air (Hadits Bukhori &Muslim). Satu mud air ukurannya sama dengan 688 ml. Berdasarkan eskperimen penulis, keperluan air untuk nyaman berwudhu antara 2-4 liter.
Air bekas wudhu biasanya langsung dibuang. Jika dihitung jumlah air bekas wudhu yang dibuang pada satu masjid dengan jamaah 100 orang yang berwudhu (misalnya), maka akan ada 200 - 400 liter air yang terbuang untuk satu kali waktu sholat. Bisa diperhitungkan jumlah air bekas wudhu yang dibuang untuk lima kali waktu sholat, atau selama satu pekan, dan seterusnya. Dalam sepekan diperkirakan ada 7.000 -- 14.000 liter setara 1-2 mobil tangki air yang terbuang. Ketika kondisi krisis air, jumlah 1-2 mobil tangki air menjadi sangat bermakna. Sayang sekali jika harus dibuang, mestinya dapat digunakan kembali untuk berwudhu. Air bekas wudhu dapat di daur ulang.
Teknologi Daur Ulang Air Bekas Wudhu.
Kunci daur ulang air bekas wudhu adalah menjaga agar air tetap suci dan memenuhi persyaratan kualitas air secara sehat. Agar air tetap suci adalah dengan menjamin air bekas wudhu volumenya lebih dari dua kullah dan tidak berubah warna, bau dan rasa.
Dalam banyak kitab fiqih Islam disebutkan bahwa ukuran volume dua kulah adalah 500 rithl Baghdad (= 446 3/7 rithl Mesir = 81 rithl Syam = 93,75 sho'). Kemudian para ulama kontemporer mencoba mengukurnya dengan besaran zaman sekarang, dan ternyata dalam ukuran masa kini kira-kira sejumlah 270 liter.
Air yang memenuhi persyaratan kualitas kesehatan adalah air yang memenuhi persyaratan fisik, kimia, bakteriologi dan radioaktivitas. Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
Air yang memenuhi persyaratan kimia adalah air yang memiliki kandungan kimia dengan kadar tertentu dan tidak membahayakan kesehatan. Air yang memenuhi syarat bakteriologis adalah air yang tidak mengandung kuman penyebab penyakit. Air yang memenuhi syarat radioaktivitas adalah air yang tidak tercemar radiasi zat radioaktiv.
Umumnya kualitas fisik, kimia dan radioaktivitas air bekas wudhu masih relative baik. Hanya kualitas bakteriologis yang buruk. Dengan demikian pengolahan air bekas wudhu sangat mudah.
Teknologi daur ulang air bekas wudhu terbilang sangat sederhana. Air bekas wudhu hanya diolah dengan penyaringan kasar dan mikro (screening dan filtrasi) dan pembunuhan kuman penyakit (desinfeksi).