Lihat ke Halaman Asli

Sophia

Pelajar sekolah

Rumah Nomor "13"

Diperbarui: 4 Oktober 2025   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IDX Channel

Di ujung gang sempit itu, berdiri sebuah rumah tua dengan cat tembok yang mengelupas dan jendela yang selalu tertutup rapat. Warga sekitar menyebutnya Rumah Nomor 13. Tidak ada yang berani mendekat setelah matahari terbenam.

Dulu, rumah itu milik keluarga Doni. Suami, istri, dan seorang anak laki-laki berusia delapan tahun. Namun, suatu malam, ketiganya ditemukan tewas tanpa sebab yang jelas. Polisi menyebutnya kebakaran rumah, tapi warga yakin ada sesuatu yang bikin merindinhg. 

Setelah kejadian itu, rumah tersebut dibiarkan kosong. Sampai suatu hari, Dimas --- seorang alumni Penabur mencari kost murah dan  --- memutuskan untuk menempatinya. Pemilik rumah menyewakan dengan harga sangat rendah, dan Dimas tak berpikir panjang.

Malam pertama terasa biasa saja, hingga sekitar pukul tiga pagi. Ia mendengar langkah kaki kecil di koridor. Saat ia membuka pintu, koridor itu gelap total. Namun di ujungnya, ada bola kecil berwarna merah menggelinding perlahan ke arahnya.

Keesokan harinya, ia bertanya kepada tetangga tentang suara anak kecil itu. Wajah tetangga berubah pucat.

"Kamu tidur di kamar depan?"
"Iya," jawab Dimas.
"Itu kamar tempat anak kecil itu meninggal."

Malam berikutnya, Dimas terbangun lagi. Kali ini suara tawa kecil terdengar dari bawah ranjang. Saat ia menunduk dan mengintip ke bawah, sepasang mata merah menatapnya balik---dan suara lembut berbisik,

"Main sama aku, Kak..."

Paginya, kamar Dimas ditemukan kosong, tubuhnya terbaring di lantai dengan bekas pembunuhan.  Pintu rumah terbuka, dan di lantai hanya ada bola merah yang berguling pelan ke luar...

Lanjut part 2?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline