Lihat ke Halaman Asli

Sepinya Nonton Wayang Kulit

Diperbarui: 12 November 2015   13:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi ini ceritanya lagi pulang kampung gan,ketika saya di ajak nonton pertunjukan wayang kulit oleh teman saya.Tanpa pikir panjang saya iya aja,kapan lagi coba nonton wayang kulit kalo kerjanya di rantau pulang dua kali setahun,ngga peduli lagi deh jalannya becek habis hujan.Kami bertiga memutuskan jalan kaki saja,motornya sayang ntar kotor kata teman saya.Kami berangkat pukul 21.30 WIB,dan setelah jalan kaki kurang lebih dua puluh menit kami pun sampai.

Begitu sampai saya sedikit kaget karena sepi,langka peminatnya,tidak seperti kalau pertunjukan janturan atau ebeg banyumasan.Mungkin karena dingin,habis hujan dan jalanan becek.Bisa juga karena pertunjukan itu terkesan apa adanya atau sederhana gitulah,dalangnya juga bukan dalang yang kondang.Tapi saya lebih berpikir masyarakat utamanya generasi muda kini sudah tidak cinta lagi sama budaya lokal.Bukannya tanpa alasan lho saya bilang gitu,tadi aja ada yang ketemu di jalan terus nanya,"nonton wayang? Gak salah?"  gitu katanya.

Kuda lumping aja ya,sekarang penarinya mesti hafal lagu dangdut biar pemudanya pada nonton terus joget jegetan gitu gan.Kalo begitu terus kan ntar ke orisinilan seni budayanya bisa hilang yak?punah gitu.Dan saya cukup yakin kalau hilang bukan keseniannya aja tapi juga norma norma adat dan sosial  juga ikut hilang,duh ini saya mulai bingung ini lagi nulis apa.

Tapi saya sih berusaha mikir baik aja,wayang kulit yang katanya di jiplak negara lain aja seluruh indonesia pada gak terima,berarti kan sebenarnya kita masih cinta ya?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline