Takalar – Pertanian merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat di Desa Lengkese, Kabupaten Takalar. Namun, hingga kini sebagian besar kelompok tani masih menghadapi kendala dalam pengelolaan administrasi dan pendataan. Banyak data yang masih disimpan secara manual di atas kertas, seperti nama petani, luas lahan, serta hasil panen. Bahkan, ada pula data penting yang belum pernah terdokumentasi dengan baik, misalnya kebutuhan dosis pupuk yang sesuai dengan kondisi lahan. Hal ini kerap menimbulkan kesulitan dalam pengambilan keputusan dan perencanaan usaha tani.
Melihat kondisi tersebut, program Digitalisasi Administrasi Kelompok Tani hadir sebagai salah satu solusi nyata. Program ini merupakan bagian dari KKN-T 114 Universitas Hasanuddin, yang bertujuan membantu petani dalam menyimpan, mengelola, sekaligus mengakses data secara lebih rapi, aman, dan terintegrasi. Dengan adanya pencatatan digital, kelompok tani tidak hanya lebih mudah dalam menemukan kembali data yang dibutuhkan, tetapi juga dapat menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan yang lebih tepat dan berbasis data.
Sesi Diskusi Bersama Kelompok Tani (Sumber: Hasil Dokumentasi KKNT 114 Desa Lengkese)
Sebagai langkah awal, sosialisasi program dilaksanakan pada 28 Juli 2025 di Dusun Bontomanai, Desa Lengkese. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan manfaat dan urgensi digitalisasi administrasi kepada seluruh anggota kelompok tani. Setelah itu, pada 12 Agustus 2025 digelar Pelatihan Digitalisasi Administrasi khusus bagi Kelompok Tani Bontoa Jaya, yang mencakup praktik langsung dalam pencatatan data petani, luas lahan, dan kebutuhan pupuk.
Pelatihan Digitalisasi kepada Ketua Kelompok Tani (Sumber: Hasil Dokumentasi KKNT 114 Desa Lengkese)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI