Lihat ke Halaman Asli

SISKA ARTATI

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Cerita Fabel: Kancil Taubat

Diperbarui: 7 Januari 2021   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar: https://m.apkpure.com

Kapan terakhir kali Anda membaca buku dongeng dengan tokoh binatang sebagai pemerannya? Masih menyempatkan diri menyimak cerita fabel? Beberapa hari lalu saya mengunggah cerpen dengan tokoh kucing disini.
Nah, kali ini saya suguhkan fabel dengan tokoh berikut.

Pada suatu siang yang terik, Singa berteduh di bawah pohon yang cukup rindang. Angin semilir mengantarkan rasa kantuk padanya. Surainya berkibar mengikuti hembusan sang Bayu. Suasana lembah yang cukup sepi, menghadirkan rasa damai di hati Singa. Beberapa saat kemudian, ia tertidur. Dengkurnya teratur. Lelap.

Baru saja menikmati istirahat yang nyaman, tiba-tiba ia dikejutkan dengan kehadiran Kancil di dekatnya. Dengan sok akrab, tubuhnya yang sedikit gempal dan mungil langsung menyandarkan diri ke tubuh Singa.

"Hah, kau! Mengganggu tidurku saja!"
"Maaf, kawan. Aku tak bermaksud begitu," terkekeh Kancil dengan tawa tak bersalah.
"Apa kabarmu, Singa? Tumben sendirian saja disini. Mana kawan-kawanmu yang lain?" Kancil bertanya sembari telentang memandang langit.
"Entahlah, mungkin juga sedang beristirahat di hutan sekitar lembah." Dengusnya sedikit kesal. Ia terganggu dengan kehadiran Kancil yang telah membuyarkan kantuknya.
"Hmm.." gumam Kancil tersenyum kecil.

Lengang. 

Singa kembali terkantuk-kantuk. Ia pejamkan mata, nafasnya kembali teratur, menikmati semilir udara. Ia topangkan kepala pada kakinya yang menjulur santai.

"Nga, kau lihat di atas pohon ini? Ada gong besar, tuh! Jika di pukul, bakal mendatangkan makanan ke sini. Enak, kan? Kita tak usah capek-capek berburu." Kancil menyodok-nyodok perut Singa.
"Ah, kau ini! Aku mengantuk!" Suaranya sedikit mengaung.
"Eh, tak percaya? Seharian ini kau belum makan, kan? Aku bisa mendengar suara perutmu yang bertalu." Nada suara Kancil mengejek.

"Memangnya kenapa dengan gong itu, ha?" Singa bertanya tanpa menoleh sedikitpun. Matanya masih terpejam.
"Itu gong ajaib. Jika kau pukul, maka makanan akan berdatangan padamu." Kancil bergaya dengan nada meyakinkan.

Singa tergoda, ia mendongakkan kepala. Baru disadarinya, benar ada bulatan besar kecoklatan pada dahan yang kokoh.


"Bagaimana bisa dengan memukulnya maka makanan datang kepada kita?" Singa tak begitu saja percaya omongan Kancil.
"Aku bicara begini, karena aku pernah mengalami keajaiban itu." Kancil bangun dan menggetarkan badan, membersihkan tubuhnya dari butiran debu yang menempel. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline