Lihat ke Halaman Asli

Sigit Nugroho

Mahasiswa

Kecerdasan Buatan dan Tugas Keilmuan : Tafsir Qur'ani atas Etos Ilmu dan Kebenaran

Diperbarui: 20 April 2025   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Pendahuluan: AI dan Peradaban Baru

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini telah menjelma menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern. Dari teknologi pengenalan wajah, sistem rekomendasi belanja daring, chatbot, hingga mobil otonom, AI telah merevolusi cara manusia berpikir, bekerja, dan berinteraksi. Namun, di tengah semua keajaiban itu, muncul pertanyaan mendalam: apa makna ilmu di tengah dominasi mesin cerdas? Dan bagaimana Al-Qur'an sebagai kitab petunjuk memberikan pandangan tentang etos keilmuan dan pencarian kebenaran di era teknologi ini?

Artikel ini hendak menelaah posisi AI dalam kerangka etika Qur'ani, serta menegaskan kembali tugas manusia sebagai pencari ilmu dan penjaga kebenaran. Dengan pendekatan tafsir tematik (maudh'), kita akan menelusuri ayat-ayat Qur'an yang membahas ilmu, akal, tanggung jawab, serta posisi manusia sebagai khalifah di bumi.

Al-Qur'an dan Fondasi Etos Ilmu

Dalam banyak ayat, Al-Qur'an menunjukkan bahwa ilmu adalah salah satu anugerah paling mulia yang membedakan manusia dari makhluk lain. Dalam QS. Al-'laq: 1-5, wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW bukanlah ayat tentang ibadah ritual, tetapi perintah untuk membaca dan meneliti:

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-'laq: 1-5)

Ayat ini bukan hanya simbol awal kenabian, tetapi juga pernyataan teologis bahwa ilmu adalah fondasi kenabian, dan membaca adalah langkah awal peradaban. Hal ini diperkuat dalam QS. Al-Mujdilah: 11:

"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat."

Menurut Prof. M. Quraish Shihab, ilmu dalam pandangan Al-Qur'an bukan sekadar informasi atau pengetahuan teknis, melainkan cahaya yang membimbing manusia kepada kebaikan dan kedekatan kepada Tuhan (Tafsir al-Mishbah, Vol. 1). Maka, ilmu yang tidak bermuara pada nilai dan hikmah berpotensi melahirkan kehancuran.

Akal, Etika, dan Tanggung Jawab Moral

Salah satu keunikan manusia menurut Al-Qur'an adalah dianugerahinya akal, yang memungkinkan mereka memilih, menimbang, dan mengambil keputusan. Dalam QS. Al-Isr': 36 disebutkan:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline