Lihat ke Halaman Asli

S Eleftheria

TERVERIFIKASI

Penikmat Literasi

Esensialisme, Seberapa Optimalkah Waktu Kita Bekerja?

Diperbarui: 9 Agustus 2022   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi karyawan yang tertidur saat bekerja. (sumber: nakaridore/ Freepik via kompas.com) 

Di dunia sekarang ini, menjadi sibuk seolah-olah merupakan norma baru untuk sebuah kepercayaan diri. 

Kepercayaan diri tersebut kemudian menjadi semacam kebanggaan bagi seseorang ketika memiliki banyak proyek yang ingin dilakukannya dan mencoba menyesuaikannya dengan jadwal yang sudah padat. 

Sebagian besar pun percaya, termasuk kita mungkin, bahwa jika sibuk bekerja keras, kita dapat mencapai hasil yang maksimal.

Akan tetapi, sibuk bekerja bukan berarti kita benar-benar melakukan hal-hal penting. Terkadang, sebagian besar hal yang kita lakukan justru pekerjaan yang tidak penting sama sekali, bahkan cenderung sepele. 

Hanya, seperti dikukung dalam waktu kesibukan yang luar biasa, kita menjadi kurang memperhatikan esensi dasar mengapa kita melakukan pekerjaan yang mungkin menghabiskan waktu produktivitas saja. 

Nah, untuk itulah kita membutuhkan semacam penangkal kesibukan yang luar biasa tersebut  yang dikenal dengan istilah "esensialisme".

Esensialisme bukan tentang bagaimana kita menyelesaikan lebih banyak hal atau pekerjaan, melainkan tentang bagaimana kita menyelesaikan pekerjaan dengan benar dan bagaimana kita membuat investasi waktu dan energi yang paling bijaksana untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan.

Pertama, kita perlu memahami bahwa hidup kita dipenuhi dengan pertukaran dua sisi kehendak yang berbeda. Ketika kita mengatakan "ya" untuk setiap kondisi, tanpa sadar kita mengatakan "tidak" kepada beberapa kondisi lainnya. 

Misalnya, jika seseorang meminta kita pergi keluar bersamanya untuk sekadar minum kopi dan kemudian kita mengatakan "ya", kita sebenarnya mengatakan "tidak" untuk beberapa hal lain yang dapat kita gunakan untuk menghabiskan waktu, seperti berkebun, berolahraga di gym, atau membaca buku. 

Demikian juga, jika kita mengatakan "tidak" untuk permintaan teman tersebut, kita berarti mengatakan "ya" untuk hal-hal lainnya itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline