Lihat ke Halaman Asli

Shyakilla Mesya Putri R

Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang

Relevansi Keahlian Mesin Konvensional di Tengah Perkembangan Robotika

Diperbarui: 4 Oktober 2025   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : https://www.freepik.com/

Kekhawatiran bahwa keahlian teknik mesin konvensional seperti termodinamika, mekanika fluida, dan perancangan elemen mesin akan menjadi usang akibat gelombang Robotika dan Industri 4.0 adalah pandangan yang dangkal dan kurang tepat. Sesungguhnya, setiap terobosan canggih dalam otomatisasi dan robotika harus selalu berpijak pada hukum-hukum fisika dasar yang menjadi inti dari disiplin Teknik Mesin. Robotika adalah hasil dari aplikasi cerdas dari ilmu mekanika robot humanoid atau lengan presisi sekalipun tetap merupakan sebuah sistem fisik yang membutuhkan analisis tegangan pada sambungan, desain transmisi daya yang efisien, dan pemilihan material yang tepat. Tanpa pemahaman mendalam tentang kegagalan material dan pergerakan kinematika, pemrograman canggih robot tidak akan menghasilkan mesin yang andal dan tahan lama. Oleh karena itu, pengetahuan dasar ini bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan prasyarat wajib yang memungkinkan lahirnya inovasi robotik di masa depan.

Alih-alih digantikan, peran insinyur mesin konvensional kini mengalami transformasi fungsional yang menuntut penggabungan keahlian lintas disiplin. Keahlian tradisional dalam manufaktur kini disupervisi oleh teknologi, menciptakan bidang Mekatronika yang sangat dicari di industri. Insinyur modern harus mampu memahami desain hardware (cara kerja roda gigi, mekanisme hidrolik) sekaligus mampu memprogram software yang menggerakkan sistem tersebut (kode PLC atau controller robot). Contoh nyatanya, kemampuan menguasai dasar-dasar permesinan sangat penting untuk mengatur parameter pada mesin CNC agar menghasilkan komponen dengan toleransi yang sangat ketat untuk kebutuhan robotik. Keterampilan ini memungkinkan para profesional teknik mesin untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi robotik, tetapi juga perancang sistem integrasi yang menjembatani jurang antara dunia fisik dan digital.

Selain itu, keahlian mesin konvensional menjadi tidak tergantikan dalam tiga aspek krusial, yaitu Manufaktur Presisi, Ilmu Material, dan Diagnosis Kerusakan. Meskipun robot dapat mengelas atau merakit secara otomatis, pengetahuan tentang metalurgi, teknik pengelasan, dan permesinan presisi konvensional adalah yang menentukan kualitas dan umur panjang tooling robot itu sendiri. Insinyur mesin adalah satu-satunya yang mampu menganalisis mengapa suatu komponen robot mengalami kelelahan material atau mengapa terjadi resonansi yang menyebabkan kegagalan sistem. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk melakukan perbaikan dan pemeliharaan prediktif yang jauh lebih akurat daripada sekadar mengandalkan data sensor dari AI. Singkatnya, robot adalah alat yang dirancang untuk melakukan pekerjaan, dan keahlian mesin konvensional adalah keahlian yang merancang, memelihara, dan memperbaiki alat tersebut.

Melihat dinamika tersebut, tanggung jawab besar kini berada di pundak institusi pendidikan tinggi Teknik Mesin untuk merevitalisasi kurikulumnya secara radikal. Sudah saatnya mata kuliah klasik seperti Gambar Teknik dan Proses Manufaktur tidak lagi diajarkan secara terpisah, tetapi diintegrasikan langsung dengan Simulasi Digital dan Pemodelan Parametrik. Lulusan harus dibekali dengan pola pikir yang melihat dasar-dasar mekanika sebagai perangkat lunak terapan yang memungkinkan kontrol terhadap perangkat keras robotika. Melalui integrasi ini, insinyur mesin dapat mempertahankan identitasnya sebagai penghubung krusial yang memastikan bahwa kecanggihan teknologi digital dapat berfungsi secara andal dan efisien di lingkungan fisik. Dengan demikian, keahlian konvensional tidak akan punah, melainkan berevolusi menjadi keterampilan dukungan yang mendorong peradaban teknologi ke tingkat yang lebih tinggi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline