Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Kerangka Kebijakan Moneter di Indonesia untuk Stabilitas Harga dan Inflasi

Diperbarui: 19 Mei 2020   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Bank Indonesia di ambil dari Seri Kebanksentralan No.21 ditulis oleh M. Abdul Kadir, et al. (2008)

Menjaga stabilitas harga dan inflasi adalah salah satu hal yang krusial bagi Negara Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dimana hal tersebut tercermin sesuai dengan tujuan tunggal atau single objective Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Bank Indonesia menjelaskan pentingnya pengendalian inflasi dapat dilihat dengan dua sudut pandang yaitu jika inflasi stabil dan rendah maka akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi yang akhirnya memberikan impact positif dalam kesejahteraan masyarakat, sebaliknya ketika inflasi tidak stabil dan tinggi akan memberikan dampak negative kepada kondisi social ekonomi masyarakat dan tentunya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya apa itu Inflasi?. Inflasi merupakan sutau kondisi kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Indicator yang sering digunakan dalam mengukur tingkat Inflasi di Indonesia yaitu menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK).

Selain itu, indicator lain berdasarkan International Best Practice juga bisa melalui Indeks Harga Perdagngan Besar (IHPB), Indkes Harga Produsen (IHP), Deflator Produk Domestik Bruto (PDB), dan Indeks Harga Aset.

Lantas mengapa pengendalian inflasi itu penting dan mengapa ketika inflasi tinggi dapat berdampak negative bagi perekonomian?. Presiden Joko Widodo menegaskan dalam Rapat Kordinasi Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah tahun 2016 bahwa pengendalian inflasi penting dilakukan sebagai tumpuan bagi perekonomian (Kemenkeu.go.id). 

Pengendalian inflasi dalam Rezim Orde Baru juga digunakan sebagai suatu senjata yang penting untuk menunjukkan performa dari perekonomian Indonesia melalui usaha menekan angka inflasi serendah mungkin dibawah dua digit (Sukendar,A. 2000).

Selain penjelasan dua hal diatas, terdapat pula beberapa alasan pentingnya pengendalian inflasi yaitu karena inflasi dapat memperburuk atau mengganggu keseimbangan distribusi pendapatan, inflasi dapat menyebabkan berkurangnya sumber dana investasi bagi Negara-negara berkembang, inflasi dapat mengakibatkan terjadinya defisit dalam neraca perdagangan dan meningkatkan besarnya utang luar negeri, serta inflasi dapat menimbulkan ketidakstabilan politik (Zulfahmi, 2012).  

Dari berbagai sudut pandang diatas maka dapat memberikan gambaran begitu besar Impact dari inflasi untuk itu pengendalian inflasi menjadi salah satu hal yang penting.

Poin kedua mengenai inflasi yang tinggi akan berdampak negative bagi kondisi perekonomian suatu Negara. Menurut Bank Indonesia (2009), bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil akan memberikan dampak negative kepada kondisi social ekonomi masyarakat. Dimana hal tersebut akan mengganggu kestabilan social dan politik (Zulfahmi, 2012). 

Untuk lebih mudah dalam menggambarkanya Bank Indonesia (2018) menjelaskan bagaimana inflasi yang tinggi dapat mengganggu kondisi perekonomian suatu Negara, yaitu

  • Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan pendapatan riil dari masyarakat terus menurun yang akan membuat kesejahteraan hidup masyarakat akan menurun dan pada akhirnya menjadikan seseorang yang miskin bertambah miskin.
  • Inflasi yang tidak stabil juga dapat menciptakan suatu ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil suatu keputusan seperti konsumsi, investasi, dan produksi yang akhirnya akan menurnkan pertumbuhan ekonomi.
  • Selain itu, inflasi domestic yang tinggi dibandingkan dnegan Negara lain akan menjadikan tingkat bunga domestic riil menjadi tidak kompetitif dan akhirnya akan memberikan penekanan pada nilai rupiah.

Lalu bagaimana pengendalian inflasi di Indonesia?. Di indonesia pengendalian inflasi adalah sama halnya dengan mengendalikan tekanan yang terjadi pada harga dari sisi permintaan agregat terhadap kondisi pada sisi penawaran melalui kebijakan moneter Bank Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline